Hari ini, 1 Agustus, dua asteroid besar diperkirakan akan melewati Bumi. Menurut Jet Propulsion Laboratory NASA, dua asteroid yang diidentifikasi sebagai 2024 OE dan 2024 OO tidak menimbulkan ancaman langsung dan akan melewati planet asal kita dengan aman. Bagi para ilmuwan dan peneliti, bagian ini dianggap sebagai peluang besar untuk pelacakan dan observasi ilmiah. Asteroid terbaru 2024 OE dan 2024 OO masing-masing berdiameter 190 kaki dan 88 kaki.
Ini adalah kedua kalinya hal ini terjadi dalam sebulan. Pada bulan Juli, ilmuwan laboratorium di California Selatan dilaporkan melacak dua asteroid yang siap terbang melewati Bumi. Salah satunya mengorbit bulan kecil di sekitarnya, sedangkan yang lainnya ditemukan hanya 13 hari sebelum jarak terdekatnya dengan Bumi. Tak satu pun dari mereka menimbulkan bahaya, namun asteroid semacam itu memberikan praktik pertahanan planet. Peristiwa ini juga memberi kita informasi penting tentang asteroid, ukuran, rotasi, detail permukaan, serta komposisi dan strukturnya.
Asteroid telah menjadi fenomena umum, dan setiap kali asteroid baru terdeteksi, feed berita didominasi oleh informasi tentang ukurannya, potensi ancaman, dan informasi tentangnya. NASA telah berulang kali menyatakan bahwa asteroid akan menabrak Bumi. Pada artikel kali ini kita akan mencoba memahami apa itu asteroid dan mengapa itu penting.
Apa itu asteroid?
Sederhananya, asteroid adalah benda batuan kecil dan tidak aktif yang mengorbit Matahari. Asteroid kadang-kadang disebut planet kecil karena merupakan sisa-sisa batuan dari pembentukan tata surya kita 4 miliar tahun yang lalu, menurut NASA.
Asteroid sebagian besar mengorbit Matahari, antara Mars dan Jupiter, di wilayah yang dikenal sebagai sabuk asteroid tempat sebagian besar asteroid hidup. Dari segi ukuran, asteroid terbesar 4 Vesta berdiameter sekitar 530 km, sedangkan yang terkecil berukuran kurang dari 33 kaki. Menurut laporan tersebut, massa total semua asteroid tersebut lebih kecil dari bulan kita.
Tidak semua asteroid ditemukan di sabuk asteroid, ada pula yang terlihat berkeliaran di jalur orbit planet lain. Artinya, sebuah asteroid dan sebuah planet mengikuti jalur yang sama mengelilingi Matahari, dan Bumi serta beberapa planet lain di tata surya kita memiliki banyak asteroid.
Menurut NASA, asteroid terkadang terdorong ke arah tetangga Bumi karena gravitasi planet di dekatnya. Ini juga dikenal sebagai Objek Dekat Bumi atau NEO. Menurut Jet Propulsion Laboratory NASA, sekitar 99 persen NEO adalah asteroid. Secara kebetulan, jarak terdekat mereka ke Matahari kurang dari jarak Bumi ke Matahari.
Apa bentuk asteroid?
Asteroid tidak memiliki bentuk yang tetap. Namun, beberapa di antaranya berbentuk hampir bulat dan mungkin memiliki lubang atau kawah. Asteroid juga mengorbit Matahari, terkadang berputar dan terkadang jatuh di sepanjang perjalanannya. Menariknya, asteroid pun diketahui memiliki bulannya sendiri. Menurut NASA, lebih dari 150 asteroid diketahui memiliki bulan pendamping kecil, bahkan ada yang memiliki dua. Ada juga asteroid ganda, yang pada dasarnya adalah dua benda batuan berukuran sama yang mengorbit satu sama lain, dan terkadang bahkan ada tiga sistem asteroid.
Berdasarkan komposisinya, asteroid secara umum diklasifikasikan menjadi tipe C, S, dan M. Asteroid yang paling umum juga dikenal sebagai kondrit tipe C. Mereka terdiri dari batuan tanah liat dan silikat dan dianggap sebagai objek tertua di tata surya kita. Tipe S terbuat dari bahan silikat dan besi nikel, sedangkan tipe M terbuat dari logam. NASA mengatakan perbedaan komposisi asteroid saat terbentuk berkaitan dengan seberapa jauh jaraknya dari Matahari. Beberapa asteroid mengalami suhu ekstrem saat terbentuk dan sebagian meleleh.
Mengapa asteroid penting?
Asteroid memegang kunci untuk memahami asal usul tata surya kita. Asteroid atau batuan luar angkasa memberi para ilmuwan berbagai informasi tentang sejarah planet dan Matahari. Para ilmuwan dan peneliti biasanya mempelajari meteorit, yaitu potongan kecil asteroid yang melewati atmosfer dan jatuh ke Bumi.
Selama bertahun-tahun, banyak misi NASA telah mempelajari asteroid. Pada tahun 2001, misi Near-Earth Asteroid Rendezvous – Shoemaker mendarat di asteroid dekat Bumi Eros. Demikian pula pesawat ruang angkasa lainnya, Dawn, memasuki sabuk asteroid pada tahun 2011. Misi tersebut mempelajari Vesta dan Ceres, asteroid terbesar yang dikenal sebagai planet kerdil. NASA meluncurkan OSIRIS-REx pada tahun 2016 untuk mempelajari asteroid Bennu. Misi tersebut mengambil sampel dari Bennu dan menjatuhkan sampel pertamanya pada 24 September 2023. Sampel dari OSIRIS-REx penting karena bertindak sebagai ‘kapsul waktu’ bagi sejarah awal Tata Surya. Asteroid-asteroid ini menyimpan ciri-ciri kimianya sejak dahulu kala ketika alam semesta masih dalam masa pertumbuhan.
Mungkinkah Asteroid Menghancurkan Bumi?
Sederhananya, asteroid seukuran planet hanya mampu menghancurkan Bumi. Menurut para ahli, kerusakan yang disebabkan oleh asteroid sangat bergantung pada ukurannya. Sejauh ini, belum ada ancaman dampak yang diketahui. Namun, meteorit yang lebih kecil sering kali terbakar saat melewati atmosfer bumi. Faktanya, jika nanti Anda melihat bintang jatuh, bisa jadi itu adalah meteor yang membakar atmosfer bumi. Menurut Planetary Science Institute, sebuah asteroid harus memiliki lebar setidaknya 16 kaki ketika bertabrakan dengan atmosfer. NASA mengklaim asteroid seukuran mobil menghantam Bumi setiap tahun. Selain itu, asteroid seukuran lapangan sepak bola kemungkinan akan melewati Bumi setiap 2000 tahun sekali. Dampak asteroid ditentukan oleh massa, kecepatan, sudut masuknya, dan lokasi tumbukannya terhadap Bumi. Sejauh ini, telah diamati bahwa secara statistik, sebagian besar batuan luar angkasa memiliki kemungkinan besar untuk jatuh ke laut atau wilayah yang sangat tidak berpenghuni di Bumi.