Dengan banyaknya nyamuk yang tersebar di mana-mana, demam berdarah, chikungunya, dan malaria adalah penyakit yang paling umum ditularkan oleh nyamuk. Meskipun memiliki beberapa gejala yang sama, setiap penyakit memiliki karakteristik unik yang membantu dalam identifikasinya. Memahami perbedaan-perbedaan ini penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu.

Demam Berdarah: ‘Demam Patah Tulang’

Demam berdarah sering disebut “demam patah tulang” karena nyeri otot dan sendi parah yang disebabkan oleh infeksi virus. Masa inkubasi virus biasanya empat hingga 10 hari setelah gigitan nyamuk. Penyakit ini biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi, seringkali mencapai 104°F (40°C), sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, dan ruam kulit. Ruam muncul dalam dua sampai lima hari setelah demam, seringkali menyebar ke seluruh tubuh. Gejala lainnya berupa mual, muntah, dan pendarahan ringan (seperti mimisan atau gusi berdarah). Gejala demam berdarah yang paling khas adalah nyeri hebat di belakang mata dan demam bifasik dimana suhu naik, lalu turun, lalu naik lagi.

Kapan harus dites: Dianjurkan untuk menjalani tes demam berdarah jika Anda mengalami demam tinggi dengan nyeri hebat di belakang mata, nyeri sendi, dan ruam. Tes untuk mendeteksi keberadaan virus atau antibodi biasanya berupa tes darah pada hari keempat. Deteksi dini sangat penting karena demam berdarah dapat berkembang menjadi demam berdarah parah, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti kebocoran plasma, penumpukan cairan, gangguan pernapasan, dan kegagalan organ.

Chikungunya: Nyeri sendi yang melemahkan

Gejala biasanya muncul empat hingga delapan hari setelah gigitan nyamuk. Penyakit ini ditandai dengan demam yang tiba-tiba, seringkali mencapai 102°F (39°C), dan nyeri sendi yang parah. Artralgia pada chikungunya lebih parah dan berkepanjangan dibandingkan demam berdarah, seringkali berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah demam mereda. Ini adalah gejala Chikungunya yang paling khas dan bisa menjadi kronis. Gejala lainnya termasuk nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, ruam dan bengkak di sekitar persendian.

Kapan harus menjalani tes: Jika Anda tiba-tiba mengalami demam tinggi disertai nyeri sendi yang parah, segera lakukan tes. Tes darah dapat mendeteksi virus dalam beberapa hari pertama setelah gejala muncul. Karena tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk penanganan chikungunya, fokusnya adalah meredakan nyeri sendi, sehingga diagnosis dini penting untuk mengatasi gejalanya.

Penawaran meriah

Malaria: Demam siklik

Gejala malaria biasanya muncul 10 hingga 15 hari setelah gigitan nyamuk. Demam mempunyai pola siklus yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga fase: fase dingin (menggigil), fase panas (demam), dan fase berkeringat (berkeringat dan suhu kembali normal). Tergantung pada spesies parasit yang menyebabkan penyebaran infeksi, demam sering kali kambuh setiap dua atau tiga hari. Gejala lainnya termasuk menggigil, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan dalam beberapa kasus, penyakit kuning (kulit dan mata menguning). Kasus yang parah dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia, kejang, gagal ginjal, dan koma.

Kapan harus menjalani tes: Jika Anda mengalami pola demam siklis disertai menggigil dan berkeringat, terutama setelah bepergian atau tinggal di daerah yang banyak terjadi malaria, penting untuk segera melakukan tes. Diagnosis malaria dipastikan dengan tes darah, yang dapat mendeteksi keberadaan parasit. Perawatan dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius.

Jika Anda mengalami gejala yang konsisten dengan salah satu penyakit ini, segera dapatkan bantuan medis dan lakukan tes yang sesuai untuk memastikan pengobatan yang tepat waktu dan akurat.



Source link