Seorang pengusaha berusia 42 tahun dari Pune membayar penipu dunia maya yang menyamar sebagai petugas polisi Mumbai sebesar Rs. 13 lakh, setelah itu FIR didaftarkan pada hari Minggu.

Mirip dengan penipuan “narkoba dalam paket”, penjahat dunia maya yang menyamar sebagai petugas dari cabang kejahatan kepolisian Mumbai mengatakan kepada pengusaha tersebut bahwa rekening banknya disalahgunakan dalam penipuan donasi organ, kata para pejabat.

Dia mengatakan, transaksi dari rekening bank pelapor akan diselidiki dan untuk itu sebagian rekeningnya harus ditransfer ke rekening pemerintah. Setelah namanya bersih dalam penyelidikan, uang itu akan dikembalikan ke rekening banknya, katanya. Selama periode tiga hari awal tahun ini, pelapor mentransfer Rs 12,99 ke rekening bank palsu.

Setelah beberapa waktu, kontak online yang berinteraksi dengannya menghilang.

Mengetahui dirinya ditipu, dia pun melapor ke polisi. Setelah memverifikasi pengaduannya, FIR didaftarkan di kantor polisi Alankar.

Penawaran meriah

Inspektur Senior Sunitha Rokde, yang menyelidiki kasus ini, mengatakan bahwa rekening bank dan kontak online yang digunakan oleh penjahat dunia maya sedang diselidiki.

Dalam peringatan yang dikeluarkan mengenai kasus pemerasan online tersebut, Kementerian Dalam Negeri (MHA) mengatakan pada bulan Mei, “Sejumlah besar pengaduan terdaftar di Portal Pelaporan Kejahatan Siber Nasional (NCRP) mengenai intimidasi, pemerasan, pemerasan dan ‘penangkapan digital’. ‘ oleh penjahat cyber yang menyamar sebagai petugas polisi, Biro Investigasi Pusat (CBI), Departemen Narkotika, Reserve Bank of India (RBI), Direktorat Penegakan Hukum dan lembaga penegak hukum lainnya.

Peringatan tersebut lebih lanjut berbunyi, “Para penipu ini biasanya menelepon calon korban dan memberi tahu mereka bahwa korban telah mengirim atau merupakan penerima paket yang berisi barang ilegal, obat-obatan, paspor palsu, atau barang terlarang lainnya. Kadang-kadang, mereka juga menginformasikan bahwa salah satu orang terdekat atau tersayang korban dinyatakan bersalah melakukan kejahatan atau berada dalam bahaya dan berada dalam tahanan mereka. Permintaan uang dibuat untuk menyelesaikan “kasus” tersebut. Dalam beberapa kasus, korban yang tidak menaruh curiga akan menjadi sasaran “penangkapan digital” dan secara visual dapat dilihat oleh penipu melalui panggilan, Skype, atau platform konferensi video lainnya hingga tuntutan mereka dipenuhi. Penipu menggunakan studio yang meniru model kantor polisi dan kantor pemerintah dan mengenakan seragam agar terlihat asli. Di seluruh negeri, banyak korban yang kehilangan sejumlah besar uang karena penjahat tersebut. Hal ini diketahui merupakan kejahatan keuangan online yang terorganisir dan dijalankan oleh sindikat kejahatan lintas batas.


klik disini untuk bergabung Saluran Whatsapp Pune Ekspres Dan dapatkan daftar artikel pilihan kami



Source link