Bintang Bollywood Priyanka Chopra baru-baru ini menyelesaikan syuting proyek Hollywood-nya. Gertakan. Aktor ini berbagi sekilas di balik layar pekerjaannya, termasuk cederanya dan lokasi syuting yang menarik.
Dalam sebuah wawancara dengan Mode India, Chopra membahas tantangannya dan tuntutan fisik film tersebut. Dia berkata, “Saya selalu menikmati fisiknya, tapi kawan, Anda pasti merasakannya seiring bertambahnya usia, dan ketika Anda berusia dua puluhan, pemulihannya tidak secepat itu.”
Menjelaskan jadwalnya yang padat, Chopra berbagi, “Hari-hari saya sangat sibuk tetapi pada saat yang sama, ironisnya, sangat normal. Saya sedang syuting Gertakan Sejak Mei dan saya bekerja enam hari seminggu. Kecuali jika kami syuting di malam hari, saya bangun antara jam 4:30 dan 5 pagi hampir setiap hari. Saya bekerja 12 jam, pulang ke rumah, makan malam, bermain dengan putri saya, bertemu dengan ibu saya atau keperluan lain, pergi tidur, bangun keesokan harinya dan melakukannya lagi.
Menurut para ahli, kerja 12 jam sehari berdampak buruk pada tubuh dan pikiran, sehingga menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Jam kerja yang terus-menerus diperpanjang memberikan tekanan yang luar biasa pada sistem tubuh, dan seiring berjalannya waktu, hal tersebut dapat berdampak buruk pada kesejahteraan fisik, mental, dan emosional.
Bagaimana hari kerja 12 jam mempengaruhi tubuh
Menurut Dr Saras Prasad, Konsultan Psikiater di Rumah Sakit Super Khusus Yatharth, salah satu dampak paling langsung adalah kurang tidur. Jam kerja yang diperpanjang mengurangi waktu tidur, yang menyebabkan gangguan fungsi kognitif, reaksi lebih lambat, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Ketika tubuh kurang istirahat, kelelahan kronis dan kelemahan otot dapat terjadi sehingga lebih rentan terserang penyakit.
Stres akibat jam kerja yang panjang juga meningkatkan kadar kortisol, peningkatan risiko kecemasan, depresi, dan penyakit kardiovaskular, katanya. Seiring waktu, kelelahan mental dapat mengganggu pengambilan keputusan, konsentrasi, dan stabilitas emosi. Kurangnya waktu pribadi juga dapat memicu ketidakseimbangan kehidupan kerja, yang dapat merusak hubungan dan mengurangi kepuasan hidup secara keseluruhan.
Konsekuensi jangka panjang dari kerja berlebihan
Jika jam kerja 12 jam terus berlanjut tanpa batas waktu, Anda berisiko terkena masalah kesehatan kronis. Dr Rakesh Gupta, spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Indraprastha Apollo, menyoroti risiko burnout yang ditandai dengan kelelahan emosional, mental, dan fisik. Ia mengatakan kerja berlebihan juga dapat menyebabkan penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan depresi. Selain itu, gangguan ritme sirkadian dapat menyebabkan gangguan tidur dan masalah pencernaan.
Penelitian menunjukkan bahwa jam kerja yang panjang meningkatkan risiko cedera akibat kerja dan masalah kesehatan jangka panjang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menghubungkan jam kerja yang panjang dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan kecelakaan kerja.
Penafian: Artikel ini didasarkan pada domain publik dan/atau informasi dari para ahli yang kami ajak bicara. Selalu konsultasikan dengan praktisi kesehatan Anda sebelum memulai rutinitas apa pun.
📣 Untuk berita gaya hidup lainnya, Klik di sini untuk bergabung dengan saluran WhatsApp kami Dan ikuti kami Instagram