Pemerintah Bangladesh telah memastikan tidak akan mengekspor ikan Ilish (Hilsa) ke India selama Durga Puja tahun ini.

Keputusan tersebut diumumkan oleh Farida Akhtar, Penasihat Kementerian Perikanan dan Peternakan, dengan tujuan untuk memastikan pasokan yang cukup ke konsumen lokal. Dia mengatakan Kementerian Perdagangan telah diarahkan untuk menerapkan larangan tersebut selama musim perayaan.

“Kami tidak bisa membiarkan Ilish diekspor sementara rakyat kami sendiri tidak mampu membelinya,” kata Akhtar. Ilish adalah bagian penting dari budaya dan perekonomian Bangladesh, terutama pada saat ini.

Bangladesh memproduksi 70-80% komoditas ekspor dunia, yang merupakan produk ekspor penting. Namun pemerintah memprioritaskan ketersediaan lokal selama festival.

Akhtar menekankan perlunya melindungi tempat berkembang biak Ilish untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang. Ia menambahkan, jika tidak dikelola dengan baik maka produk akan rusak.

Dalam gambar | Dari tepian Sungai Karnaphuli di Bangladesh, bagaimana ikan Hilsa masuk ke Kolkata

Penasihat tersebut juga membahas masalah penyelundupan sidat ilegal ke India yang sedang berlangsung, dan menekankan bahwa tindakan tegas akan diambil untuk menghentikan perdagangan dan membuat ikan tersedia di pasar lokal.

Dampak terhadap India

Bangladesh memproduksi 70-80% komoditas ekspor dunia, yang merupakan produk ekspor penting. (Foto Wikimedia Commons)

Dalam beberapa tahun terakhir, Bangladesh mengirim Ilish ke India pada kesempatan Durga Puja. Larangan ini diperkirakan akan berdampak pada konsumen India, khususnya di Benggala Barat, dimana ilish merupakan hidangan yang digemari. Ilish memainkan peran sentral dalam jamuan makan malamDan ketidakhadirannya mempengaruhi ketersediaan kelezatan ini di pasar lokal saat perayaan.

Keputusan ini dapat menyebabkan harga lebih tinggi dan mengurangi akses ke Ilish bagi konsumen India.

Tantangan di Sektor Perikanan Bangladesh

Ekspor Ilish Upaya lebih lanjut sedang dilakukan untuk mencegah penyelundupan sidat ilegal, terutama ke India. (Foto Wikimedia Commons)

Akhtar juga membahas tantangan lebih luas yang dihadapi sektor perikanan Bangladesh, termasuk berkurangnya spesies ikan asli di sungai dan perairan terbuka.

Meskipun negara ini sukses dalam produksi ikan budidaya, hilangnya lebih dari 300 spesies asli akibat berkurangnya aliran air dan polusi merupakan hal yang memprihatinkan.

Baca Juga: | Bengali Chingri Malai telah masuk dalam peringkat 50 besar hidangan makanan laut terbaik di dunia

Akhtar menyerukan pengelolaan sumber daya air dan kerja sama antar kementerian untuk mengatasi masalah ini.

Upaya untuk mengekang perdagangan gelap

Upaya lebih lanjut sedang dilakukan untuk mencegah penyelundupan sidat ilegal, terutama ke India. Akhtar kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk menjamin ketersediaan ikan bagi konsumen lokal di masa sulit ini.

(Dengan masukan dari Dhaka Tribune)



Source link