Berlin juga mengumumkan kontrol yang lebih ketat di perbatasan daratnya dengan Polandia, Republik Ceko, dan Swiss pada tahun lalu.
Negara-negara tersebut, dan kontrol perbatasan dengan Austria, telah mengizinkan negara tersebut memulangkan 30.000 migran sejak Oktober 2023, katanya pada hari Senin.
Faeser mengatakan model baru akan memungkinkan pemerintah untuk membalikkan lebih banyak hal, namun dia tidak dapat mendiskusikan model tersebut sebelum melakukan negosiasi rahasia dengan Partai Konservatif.
Pemeriksaan tersebut dapat menguji persatuan Eropa jika hal ini menyebabkan pemerintah Jerman meminta negara lain untuk menerima pencari suaka dan migran dalam jumlah besar.
Berdasarkan aturan UE, negara-negara di wilayah Schengen, yang mencakup seluruh blok kecuali Siprus dan Irlandia, hanya dapat menerapkan kontrol perbatasan sebagai upaya terakhir untuk mencegah ancaman terhadap keamanan dalam negeri atau ketertiban umum.
Jerman berbagi perbatasan darat sepanjang lebih dari 3.700 kilometer (2.300 mil) dengan Denmark, Belanda, Belgia, Luksemburg, Prancis, Swiss, Austria, Republik Ceko, dan Polandia.
Menteri Dalam Negeri Austria Gerhard Karner mengatakan kepada surat kabar Bild pada hari Senin bahwa negaranya tidak akan menerima migran yang ditolak oleh Jerman di perbatasan.
“Tidak ada ruang untuk bermanuver di sana,” katanya.
Langkah-langkah ini mungkin tidak langsung menyebabkan lebih banyak migran ditolak di perbatasan, namun hal ini dapat mengakibatkan lebih banyak migran kembali ke negara-negara Eropa lainnya di masa depan, selain berfungsi sebagai pencegah, kata Susan Fratzke dari Migration Policy Institute.
Menurut statistik pemerintah, jumlah permohonan suaka di Jerman telah turun sebesar 21,7 persen dalam delapan bulan pertama tahun ini.