Masa remaja adalah masa perubahan fisik, emosional, dan mental yang signifikan seiring transisi tubuh dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Salah satu pengalaman umum pada masa ini adalah perubahan suasana hati, yaitu fluktuasi emosi yang cepat dan tidak terduga. Perubahan suasana hati ini terutama didorong oleh perubahan hormonal, namun juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan lingkungan.

Estrogen dan Testosteron: Hormon-hormon ini meningkat selama masa pubertas dan memainkan peran penting dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder. Namun, hal tersebut juga mempengaruhi otak, menyebabkan perubahan suasana hati dan perilaku.

Kortisol: Hormon stres ini berfluktuasi bahkan di masa dewasa, berkontribusi terhadap perasaan cemas atau mudah tersinggung.

Perkembangan otak:

Pada masa remaja otak masih berkembang, terutama korteks prefrontal yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan, pengendalian impuls, dan pengaturan emosi. Saat area ini semakin matang, perubahan suasana hati menjadi lebih jelas.

Identitas dan harga diri:

Remaja sering bergumul dengan pertanyaan tentang identitas, harga diri, dan hubungan dengan teman sebaya. Hal ini dapat menyebabkan perasaan bingung, frustrasi, atau tidak aman, yang berkontribusi pada naik turunnya emosi.

Penawaran meriah

Tekanan Sosial:

Tekanan teman sebaya, tekanan akademis, dan ekspektasi keluarga semuanya menambah gejolak emosi remaja. Mengikuti tujuan teman sebaya dan memenuhi harapan keluarga dapat menjadi suatu tantangan. Mempertahankan keseimbangan yang sehat antara berbagai aspek kehidupan bisa jadi membosankan.

Pola Tidur:

Masa remaja juga mempengaruhi pola tidur sehingga menyebabkan jadwal tidur tidak teratur yang dapat memperburuk perubahan suasana hati. Penggunaan gadget secara berlebihan dan gangguan yang ditimbulkannya juga dapat menyebabkan kurang tidur pada orang dewasa muda.

Gaya hidup sehat:

Olahraga Teratur: Aktivitas fisik membantu mengatur suasana hati dengan melepaskan endorfin, yang merupakan pengangkat suasana hati alami.

Pola makan seimbang: Mengonsumsi makanan kaya buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat memberikan nutrisi penting untuk mendukung kesehatan fisik dan mental.

Tidur yang cukup: Mempertahankan jadwal tidur yang konsisten adalah kunci pengaturan emosi.

Komunikasi Terbuka:

Berbicara dengan orang dewasa yang dipercaya, seperti orang tua, guru, atau konselor, dapat membantu remaja memproses perasaan mereka dan mendapatkan perspektif. Setiap remaja memiliki pertanyaan dalam benaknya yang perlu dipikirkan matang-matang. Sebaiknya orang tua dapat memenuhi kebutuhan remajanya. Saat mereka mengungkapkan perasaannya, dengarkan baik-baik tanpa menyela atau mengabaikan kekhawatiran mereka. Namun, jika hal ini tidak memungkinkan, penting untuk meminta bantuan profesional.

Teknik Perhatian dan Relaksasi:

Latihan seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu mengelola stres dan mengurangi keparahan perubahan suasana hati. Banyak remaja yang kesulitan berkonsentrasi dan mungkin merasa bahwa hal di atas tidak cocok untuk mereka. Namun, penting untuk menjelaskan kepada mereka untuk mencobanya dan melihat manfaatnya.

Menetapkan ekspektasi yang realistis:

Memahami bahwa perubahan suasana hati adalah bagian normal dari masa remaja dapat membantu remaja menjadi lebih sabar terhadap diri mereka sendiri selama masa ini. Banyak remaja yang mengurangi postingan yang menetapkan tujuan yang sulit dicapai. Menetapkan ekspektasi yang realistis sangatlah penting. Penting juga untuk mengambil langkah kecil menuju tujuan yang sama.

Remaja sering kali belajar bagaimana mengelola emosinya, dan mereka mungkin tidak selalu mempunyai kata-kata atau pemahaman untuk mengungkapkan perasaannya. Kesabaran dan empati membantu mereka merasa didukung. Dorong mereka untuk mengekspresikan emosinya melalui aktivitas kreatif, yang dapat menjadi cara terapeutik untuk memproses perasaan.

Jadwal yang konsisten sangat penting, rutinitas yang teratur memberikan stabilitas dan mengurangi stres. Ini termasuk waktu yang ditentukan untuk pekerjaan rumah, relaksasi, dan waktu tidur. Tetapkan aturan dan konsekuensi yang jelas, tetapi bersikaplah fleksibel dan pengertian saat mereka mengendalikan emosinya.

Banyak orang tua yang mengalah pada kebutuhan remajanya demi menjaga kedamaian di rumah. Namun hal ini mempunyai konsekuensi di masa depan. Tidak ada orang tua yang dinobatkan sebagai orang tua pada saat anaknya lahir. Setiap orang tua berusaha semaksimal mungkin untuk membantu anak mereka. Tidak apa-apa untuk goyah, tidak apa-apa untuk membuat kesalahan. Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri atas hal-hal yang tidak Anda ketahui. Jangan merasa bersalah atas kesalahan yang Anda lakukan tanpa disadari saat membesarkan anak.



Source link