Seorang pengacara menulis surat kepada Ketua Hakim DY Chandrachud pada hari Sabtu untuk meminta pembentukan “bangku hijau” yang berdedikasi dan permanen di semua pengadilan tinggi untuk pengambilan keputusan yang cepat dan efektif terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan.
Pengacara dan aktivis lingkungan hidup Akash Vashishtha mengatakan negara ini sedang menyaksikan bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengalami peningkatan jumlah serangan lingkungan besar-besaran.
Beliau mengatakan bahwa meskipun Pengadilan Hijau Nasional telah berkembang menjadi sebuah forum yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan perselisihan, keterbatasan yang melekat pada Undang-Undang Pengadilan Hijau Nasional tahun 2010 merupakan rintangan besar bagi masyarakat dalam mencari keadilan lingkungan.
“Sesuai dengan Undang-Undang Pengadilan Hijau Nasional tahun 2010, yang bertentangan dengan upaya pemulihan, berdasarkan Pasal 226 Konstitusi India, semua pengajuan banding ke Pengadilan Tinggi memungkinkan warga negara sebagai korban untuk meminta kompensasi atas kesalahan lingkungan. rem maupun in personam,” bunyi surat kepada CJI.
Pengacara tersebut mengatakan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah untuk membentuk mekanisme yang cepat dan efisien untuk penyelesaian masalah lingkungan, ekologi dan perubahan iklim yang permanen, berdedikasi dan kuat di setiap Pengadilan Tinggi di negara tersebut.
“Bangunlah satu atau lebih ‘Bangku Hijau’ yang berdedikasi dan permanen (seperti di Mahkamah Agung yang Terhormat) di seluruh 25 Pengadilan Tinggi di negara ini. Jumlah Green Benches di masing-masing Pengadilan Tinggi dapat disesuaikan dengan jumlah Pengadilan yang berfungsi di Pengadilan Tinggi yang bersangkutan, jumlah Hakim, jumlah penduduk Negara Bagian yang berada di bawah yurisdiksi teritorialnya. Pengadilan,” demikian bunyi surat itu.