Di tengah ketegangan di Tepi Barat, seorang tentara Israel berusia 24 tahun asal India terbunuh di pemukiman Beit El pada hari Rabu, kantor berita PTI melaporkan.
Sersan Staf Geri Gideon dari komunitas Bnei Menashe adalah penduduk Hanghal Nof Hagalil dan seorang prajurit di Batalyon Nahshon dari Brigade Khfir, kata Tentara Israel.
Anggota komunitas Bnei Menashe mengatakan kepada kantor berita bahwa mereka “terkejut dengan berita hilangnya nyawa anak muda” di dekat Asaf Junction dan pemakaman akan diadakan pada hari Kamis.
Pada tahun 2020, Hanghal pindah ke Israel dari wilayah timur laut India. Walikota Nof Hagalil, Ronen Platt, dikutip oleh Yenetnews mengatakan, “Kota Nof Hagalil berduka dan berduka atas kehilangan Staf Sersan. Hanghal. Gideon adalah anggota komunitas Bnei Menashe, yang sangat saya sayangi—orang-orang yang baik, rendah hati, dan patriotik.
Khususnya, sekitar 300 pemuda Bnei Menashe dikatakan sedang menjalankan tugas militer Di tengah perang yang sedang berlangsungKebanyakan dari mereka bertugas di unit tempur.
Berasal dari Manipur dan Mizoram, anggota Bnei Menahse diyakini merupakan keturunan suku Menasseh di Israel, salah satu “Suku yang Hilang” di zaman kuno. Dalam lima tahun terakhir, sekitar 1.500 anggota jemaah telah pindah ke Israel, sehingga totalnya menjadi 5.000 anggota, katanya.
Rekaman dari lokasi penyerangan menunjukkan sebuah truk berplat nomor Palestina melaju di jalan raya yang sibuk dan melaju dengan kecepatan penuh menuju pos penjagaan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berdekatan dengan halte bus.
Sumber keamanan Israel mengidentifikasi tersangka sebagai Hail Dhaifalla, 58 tahun, dari kota Rafat di Tepi Barat tengah.
34 orang kehilangan nyawa dalam serangan Israel
Sementara itu, dua serangan udara Israel di Gaza tengah semalam dan pada hari Rabu menewaskan sedikitnya 34 orang, termasuk enam personel PBB dan 19 wanita dan anak-anak, kantor berita AP melaporkan.
Serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah PBB di kamp pengungsi Nusirat, yang menampung hampir 12.000 pengungsi Palestina.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB di Palestina (UNRWA) mengatakan jumlah korban tewas merupakan yang tertinggi di antara personel dalam satu insiden. Dalam postingan di X, UNRWA mengatakan, “Di antara korban tewas adalah manajer tempat penampungan UNRWA dan anggota tim lainnya yang membantu para pengungsi.”