VIENNA (AP) – Pasukan keamanan Austria pekan ini melakukan penggerebekan terhadap 72 tersangka ekstremis Islam dan hampir membunuh sebuah pesawat menjelang peringatan 23 tahun serangan 9/11 di Amerika Serikat dilakukan pada hari pembajakan. 3.000 orang.
Direktorat Keamanan dan Intelijen Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa serangan diperkirakan akan terjadi di seluruh Eropa pada hari Selasa menjelang peringatan hari Rabu, karena tragedi tahun 2001 tetap menjadi simbol bagi para ekstremis dan telah menginspirasi upaya peniruan.
Pihak berwenang menggagalkan upaya serangan pada Hari Peringatan di Stasiun Pusat Wina tahun lalu, namun mengatakan hari itu tetap memiliki risiko tinggi di seluruh dunia.
Penggerebekan pada hari Selasa terjadi sebulan setelah pihak berwenang menggagalkan rencana serangan terhadap konser Taylor Swift di Wina yang kemudian dibatalkan. Pejabat Austria mengatakan tersangka utama adalah seorang pria Austria berusia 19 tahun yang terinspirasi oleh kelompok ISIS untuk mencoba membunuh puluhan ribu penggemarnya.
Seorang remaja laki-laki berusia 19 tahun disebut-sebut mengunggah sumpah setia kepada pemimpin ISIS saat ini di internet. Pihak berwenang mengatakan mereka juga menemukan materi terkait kelompok ISIS dan al-Qaeda di rumah tersangka kedua, 17 tahun.
Tindakan yang dilakukan pada hari Selasa tersebut termasuk penggerebekan di beberapa penjara Austria, serta interogasi terhadap tersangka dan penyitaan ponsel dan perangkat digital lainnya untuk mencari bukti propaganda Islam ekstremis.
Kepala keamanan publik Austria, Franz Ruff, tampaknya merujuk pada rencana Taylor Swift dalam sebuah pernyataan, dan mengatakan bahwa beberapa minggu terakhir telah menunjukkan pentingnya kerja sama antar badan keamanan untuk melawan ekstremisme.
Menteri Dalam Negeri Gerhard Kerner juga menyerukan kewenangan yang lebih kuat bagi otoritas investigasi untuk membasmi plot semacam itu. Saat ini, pihak berwenang Austria sering bergantung pada negara lain, seperti pada konser Swift di mana CIA menemukan informasi, karena tidak seperti beberapa badan intelijen asing, Austria tidak dapat memantau pesan teks secara legal.