Dengan tuduhan bahwa rumah sakit pemerintah di Karnataka menolak memindahkan jenazah seorang pria berusia 80 tahun, anggota keluarga pada hari Rabu mendesak agar jenazah tersebut dibawa dengan kendaraan roda dua.
Insiden itu terjadi di Dalavaihalli di distrik Tumkur, 118 km dari Bengaluru. Almarhum telah diidentifikasi sebagai Gudugulla Honnurappa dari Dalavaihalli. Distrik asal Menteri Dalam Negeri Karnataka G Parameshwara juga merupakan Tumkur.
Menurut putra Honnurappa, Gopalappa, ayahnya mengalami serangan jantung dan menelepon saluran bantuan 108 untuk ambulans. Dia mengatakan bahwa itu terjadi setelah satu jam. “Kami membawa ayah saya ke Rumah Sakit Pemerintah YN Hosakote, yang berjarak 3 km dari desa kami. Setibanya di sana, dokter menyatakan dia dibawa meninggal,” tambahnya.
Masalah Gopalappa bermula ketika otoritas rumah sakit menolak menyediakan layanan ambulans untuk memindahkan jenazah. Abhi R, warga desa lain di lokasi kejadian, mengatakan meskipun ada beberapa permintaan, pengemudi ambulans menolak memasukkan jenazah ke dalam perahu.
“Pertama, keterlambatan kedatangan dan kurangnya perawatan yang tepat di rumah sakit karena kurangnya fasilitas. Lalu, sopir ambulans mengatakan mereka tidak bertugas mengambil jenazah dan hanya bisa membawa pasien yang masih hidup,” imbuhnya.
Abhi berkata, “Kami telah meminta dokter. Kami bahkan memberikan uang kepada sopirnya, namun mereka tetap berwajah kaku dan tidak menanggapi permohonan kami.
Karena tidak ada pilihan lain, Gopalappa membawa jenazah ayahnya ke desa dengan kendaraan roda dua. “Saya tidak bisa mengusir ayah saya dengan sedikit rasa hormat,” kata Gopalappa.
Saat indianexpress.com menghubungi Petugas Kesehatan Distrik Tumkur Chandrasekhar BM, dia mengaku mengetahui kejadian tersebut. “Saya sudah mengirimkan petugas kesehatan Pavagada taluk untuk mencari tahu penyebabnya dan akan datang ke rumah sakit pada hari Kamis.”
Sejak tahun 2008, layanan ambulans pemerintah disediakan oleh organisasi swasta bernama GVK (Lembaga Penelitian dan Manajemen Darurat). Organisasi ini juga menyediakan sumber daya manusia.
“Saat Covid-19, mereka disuruh mengangkut jenazah, tapi sekarang mereka tidak punya izin, klaim mereka. Saya diberitahu bahwa pihak rumah sakit sedang mencoba untuk menyediakan kendaraan lain, namun saat itu, keluarga tersebut bertengkar dan meninggalkan tempat itu,” kata Chandrasekhar.
Ketika ditanya tentang perkelahian tersebut, Abhi mengatakan bahwa ambulans diparkir di rumah sakit dan itu adalah ambulans yang sama yang membawa Honnurappa ke rumah sakit, namun mereka menolak membawa jenazahnya ke desa.