Drone Ukraina menghancurkan beberapa depot senjata Rusia, termasuk senjata dari Korea Utara, dalam serangan besar-besaran. Militer Ukraina mengklaim ribuan ton senjata hilang dalam penggerebekan tersebut. Hal ini terjadi ketika Presiden Volodymyr Zelensky meminta AS untuk memberikan lebih banyak dukungan militer menjelang kunjungan ke Gedung Putih minggu depan.
Ukraina telah mengirimkan 100 drone untuk menargetkan lokasi di Rusia dan wilayah Krimea yang diduduki. Salah satu depot berada di Toropet, barat laut Moskow, yang sudah terkena serangan awal pekan ini. Ledakan menyebabkan kebakaran dan evakuasi paksa sementara kerusakan terus berlanjut.
Zelenskyy meminta AS memberikan lebih banyak senjata
Zelensky ingin AS mengirimkan senjata canggihTermasuk kemampuan serangan jarak jauh, rencananya akan ia bahas dalam pertemuan mendatang dengan Presiden Joe Biden. Dia mengatakan hal itu adalah bagian dari “rencana kemenangan” untuk mengakhiri perang dan membantu membuka pembicaraan dengan Rusia.
Zelenskyy memperingatkan bahwa penundaan dalam menerima senjata-senjata ini akan membuat senjata-senjata tersebut menjadi kurang efektif. Dia berharap dapat meyakinkan Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris untuk mempercepat proses tersebut ketika mereka bertemu di Washington. Dia juga kemungkinan akan bertemu Donald Trump.
Drone Ukraina menghantam jalur pasokan Rusia
Ukraina terus menyerang jalur pasokan Rusia. Serangan terhadap depot senjata di wilayah Tver dan Krasnodar Rusia menyebabkan ledakan besar dan evakuasi paksa. Salah satu sasarannya, di wilayah Krasnodar dekat Tikhoretsk, melihat api menerangi langit malam selama berjam-jam. Ukraina mengklaim telah menghancurkan 2.000 ton amunisi, termasuk rudal Korea Utara.
Rusia meremehkan serangan tersebut, namun Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan serangan terhadap Toropet dapat menyebabkan kerugian yang signifikan, karena tempat tersebut merupakan salah satu tempat penyimpanan amunisi terbesar Rusia yang mendukung perangnya di Ukraina.
Kerugian manusia dan kontraksi Barat
Meskipun ada permintaan dari Ukraina, negara-negara Barat seperti AS dan Inggris ragu-ragu mengizinkan Ukraina menggunakan senjatanya untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia, karena khawatir hal itu dapat meningkatkan konflik. Zelenskyy diperkirakan akan mengubah pandangan tersebut selama kunjungannya ke AS.
Sementara itu, perang ini memakan banyak korban jiwa. Di Ukraina, rudal Rusia menewaskan seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dan dua wanita di Kryvyi Rih, sementara serangan udara melukai 15 orang, termasuk anak-anak, di Kharkiv.
Pembicaraan Zelenskyy yang akan datang dengan para pemimpin AS dapat membentuk strategi militer Ukraina dan prospek perundingan perdamaian dengan Rusia.
(Dengan masukan dari AP, The Guardian)