Hanya dua bulan menjelang pemilihan Majelis Maharashtra, pemimpin BJP dan Wakil Ketua Menteri Devendra Fadnavis pada hari Kamis menyebut rendahnya perolehan suara dari Partai Kongres Nasionalis (NCP) yang dipimpin Ajit Pawar sebagai salah satu alasan utama buruknya kinerja BJP pada tahun 2024. Jajak pendapat Lok Sabha. Pemilihan Majelis.

Masuknya kandidat tersebut terjadi di tengah pembicaraan yang semakin tidak nyaman antara mitra aliansi menjelang pemilihan negara bagian pada bulan November.

Berbicara di konklaf India Today di Mumbai pada hari Kamis, Fadnavis berkata, “Memang benar bahwa pemilih inti BJP telah menolak aliansi dengan NCP karena kami adalah rival tradisional. Tapi kini, kita sudah berhasil meyakinkan pendirian kita hingga 80 persen. Ia juga mengatakan bahwa partainya mampu meyakinkan RSS tentang motif di balik aliansi tersebut.

“Tidak ada pengalihan suara dari sekutu, BJP, partai mapan dengan kader yang kuat, mampu mentransfer suaranya ke sekutu,” kata Fadnavis.

Mengaitkan rendahnya transfer suara ke “fase perbaikan” NCP, Wakil CM mengatakan, “Mudah bagi Shiv Sena untuk mentransfer suaranya ke BJP karena asosiasinya sebagai mitra pemilu selama bertahun-tahun. Namun, seperti yang telah dilakukan BJP selalu bersaing melawan NCP, sulit untuk mentransfer suara dari NCP ke BJP.” Saya menggambarkannya sebagai masa tenang bagi para pemilih NCP.

Penawaran meriah

Mengesampingkan koreksi arah aliansi menjelang pemilihan majelis, Fadnavis mengatakan, “Tidak ada waktu untuk koreksi arah apa pun. Kita harus bergerak maju dengan cara yang sama seperti sekarang. Kami telah memulihkan sebagian besar lahan. “

Saat dihubungi, para pemimpin senior NCP menolak mengomentari pernyataan tersebut.

Fadnavis mengatakan aliansi BJP dengan NCP didorong oleh keadaan, menjelaskan bahwa waktu dan keadaan penting dalam politik dan sering kali mendorong partai untuk mengambil keputusan.

BJP yang tampil sebagai partai terbesar dengan perolehan suara terbanyak, berkurang menjadi sembilan kursi dari 23 kursi pada pemilu lalu. Shiv Sena meraih tujuh kursi dan NCP satu kursi, sedangkan Mahayuti meraih 17 kursi dari total 48 kursi.

“Dibandingkan pemilu parlemen lalu, kinerja BJP paling buruk. Kami memperebutkan 28 kursi dan hanya memenangkan sembilan kursi. Ada 12 kursi yang kita kalah dengan selisih kurang dari tiga persen antara 3.000 hingga 6.000 suara,” ujarnya.

Soal pembagian kursi di tiga mitra aliansi, pimpinan BJP itu mengatakan, sekitar 80 persen dari 288 kursi sudah dibahas dan 20 persen sisanya akan segera diselesaikan. “Pendekatan kami terhadap pembagian kursi mempunyai implikasi terhadap politik praktis. Kriteria pemenang akan menjadi faktor utama. Kami percaya bahwa kami tidak boleh tertipu dengan gagasan berapa banyak kursi yang bisa diperebutkan,” ujarnya.

Klik di sini untuk bergabung dengan Indian Express di WhatsApp dan dapatkan berita serta pembaruan terkini



Source link