Bank sentral Zimbabwe telah mendevaluasi mata uang berbasis emas sebesar lebih dari 40% terhadap dolar AS, menandakan bahwa upaya terakhir untuk menstabilkan perekonomian negara yang bergejolak tersebut sedang dalam kesulitan.
Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ) pada hari Jumat memutuskan untuk mendevaluasi nilai tukar lokal sebesar 24 zig menjadi $1 (£0,75).
Penurunan ini disebabkan meningkatnya permintaan terhadap dolar AS yang juga merupakan alat pembayaran yang sah. Hal ini terjadi setelah pengecer besar memperingatkan penutupan toko jika harga tetap tidak berubah dari level sebelumnya.
Emas Zimbabwe, yang merupakan singkatan dari Zig, diluncurkan enam bulan lalu dan merupakan mata uang keenam negara itu dalam 25 tahun.
Menurut kantor berita Reuters, RBZ mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komite kebijakan moneternya mengambil langkah tersebut untuk memungkinkan fleksibilitas nilai tukar yang lebih besar.
RBZ menjelaskan bahwa langkah-langkah tersebut akan “mengatasi risiko nilai tukar yang muncul, memperkuat ekspektasi inflasi dan menstabilkan harga dalam jangka pendek”.
Di atas kertas, jig telah mempertahankan sebagian besar nilainya sejak awal berdirinya, namun di pasar gelap, tempat sebagian besar bisnis menyimpan dolar AS, nilainya turun lebih dari setengahnya.
Pemerintah berjuang untuk menghentikan ketergantungan masyarakat terhadap dolar AS, karena warga negara tidak mempunyai alternatif yang stabil.
Masyarakat Zimbabwe mempunyai ketidakpercayaan terhadap bank sentral, dengan inflasi yang tidak terkendali pada tahun 2008 ketika bank tersebut mencetak uang kertas senilai 10 triliun dolar Zimbabwe.