Pemerintah negara bagian Benggala Barat mengutuk aksi kekerasan yang terjadi di Perbukitan Darjeeling, dan menuduh “partai politik” berada di balik kerusuhan tersebut. Ketua Menteri Mamata Banerjee mengatakan masalah bonus bagi pekerja teh di wilayah Terai-Doars “telah terselesaikan”.

Namun, pada hari Senin, delapan organisasi pekerja teh bersama-sama melancarkan pemogokan selama 12 jam menuntut bonus 20%.

Mereka berpendapat bahwa bonus yang diusulkan pemerintah sebesar 16% untuk perkebunan teh dengan produksi tinggi dan 9% untuk perkebunan teh lainnya tidak cukup mewakili kekhawatiran dan tuntutan pekerja. Organisasi-organisasi tersebut menyebut pertemuan hari Minggu dengan pemilik perkebunan teh sebagai “kegagalan” karena tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Namun, aksi ini tidak banyak berpengaruh di kota Darjeeling, dengan sebagian besar toko tetap buka dan polisi turun tangan untuk membubarkan pengunjuk rasa yang mencoba memaksa bisnis tutup.

Di Kurseong dan Kalimpong, pendukung bandh berusaha mengganggu aktivitas wisata, namun polisi juga sigap membubarkan diri. Pembicaraan yang diadakan oleh serikat pekerja teh dengan pemilik perkebunan teh gagal pada hari Minggu.

Penawaran meriah

Ketua Menteri Banerjee berkata, “Saya tidak akan mendukung pemogokan apa pun. Tidak ada Bandh di Benggala Barat. Pertemuan tripartit dengan Komisaris Ketenagakerjaan sedang diadakan, mereka memutuskan. Solusinya akan muncul,” katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah tidak akan “ikut campur” dalam masalah ini.

Klik di sini untuk bergabung dengan Indian Express di WhatsApp dan dapatkan berita serta pembaruan terkini



Source link