Ketua NCP(SP) Sharad Pawar pada hari Senin menuduh bahwa beberapa kekuatan agama berusaha menghapus sejarah pengorbanan yang dilakukan oleh orang-orang di Koregaon Bhim.
Seorang pemimpin terkemuka Partai Kongres Nasionalis mengatakan hal ini setelah melantik pengacara Rahul Makare, yang mewakili beberapa saksi dalam kasus kekerasan Koregaon Bhima tahun 2017, ke dalam partainya.
Pawar mengatakan kekerasan yang terjadi di Koregaon Bhima Pune pada 31 Desember 2017, sehari setelah pertemuan Elgar Parishad, telah menimbulkan keresahan di negara bagian dan negara tersebut. “Beberapa pemuda telah mengambil inisiatif dan memaparkan kebenaran di hadapan masyarakat, Makhre salah satunya,” tegasnya.
Pemerintah Maharashtra pada bulan Februari 2018 membentuk Komisi Penyelidikan Koregaon Bhima yang beranggotakan dua orang di bawah pensiunan Ketua Pengadilan Tinggi JN Patel untuk menyelidiki kekerasan pada 1 Januari 2018 yang menyebabkan satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka.
“Suatu hari, saya menerima panggilan untuk hadir di hadapan komisi. Saya hadir di hadapan komisi karena ini seperti pengadilan. Selama pemeriksaan silang, beberapa orang mencoba memaksa saya untuk mengatakan hal-hal tertentu. Sejarah Koregaon Bhima adalah sejarah orang-orang yang mengorbankan nyawanya. Namun beberapa unsur agama berusaha menghapus sejarah itu,” kata Pawar.
Pawar mengatakan para penguasa saat ini mencoba mengancam konstitusi yang diberikan Babasaheb Ambedkar kepada kita.
Para pemimpin BJP sendiri menyatakan akan mengubah konstitusi jika partainya mendapat 400 kursi pada pemilu Lok Sabha 2024. Itu sebabnya semua partai kecil berkumpul dan memblokir gerakan tersebut. Tapi itupun semua harus waspada,” kenang pimpinan NCP (SP).
Elgar Parishad Sammelan diadakan untuk memperingati kekalahan Peshwa oleh tentara Inggris yang terdiri dari Dalit pada Pertempuran Koregaon Bhima tahun 1818.
klik disini untuk bergabung Saluran Whatsapp Pune Ekspres Dan dapatkan daftar artikel pilihan kami