Ketika pemilu bulan November semakin dekat, pemilihan presiden tetap sengit di North Carolina.
Negara bagian tersebut, yang saat ini berada di tengah-tengah pemulihan skala penuh dari kerusakan yang disebabkan oleh Badai Helen, secara konsisten tertinggal dalam jajak pendapat politik.
Jajak pendapat terbaru Washington Post menunjukkan mantan Presiden Trump memimpin dengan 50% kemungkinan pemilih di North Carolina, dibandingkan dengan Wakil Presiden Harris dengan 48%.
Beberapa hari setelah kehancuran yang dilakukan Helen menghancurkan banyak orang, Biden mengunjungi Carolina Utara
Keunggulan tipis Trump berada dalam margin kesalahan jajak pendapat sebesar plus atau minus 3,5 poin persentase, meskipun mantan presiden tersebut memenangkan negara bagian tersebut dengan selisih yang sama tipisnya yaitu 1,3 poin persentase pada tahun 2020. Jajak pendapat tersebut menghubungi 1.001 pemilih terdaftar yang dipilih secara acak dari database seluruh negara bagian.
North Carolina belum memilih calon presiden dari Partai Demokrat sejak mantan Presiden Barack Obama menang pada tahun 2008, namun Komite Nasional Partai Demokrat yakin mayoritas Partai Republik di negara bagian itu rapuh dan bisa berubah arah.
Sebagian besar penelitian dilakukan sebelum Helen memberikan dampak penuh terhadap negara bagian, sehingga tidak mencerminkan perubahan yang dapat ditimbulkan oleh badai tersebut dalam opini publik.
North Carolina mengungkapkan kerusakan mengejutkan pada kota wisata: ‘Semuanya tersapu ke dalam danau’
Sejak itu, lebih dari 120 orang telah dibunuh oleh Helen. badai Badai ini menghantam Florida pada Kamis malam, menciptakan jalur kehancuran di wilayah tenggara.
Badai melanda Appalachian selatan dan masuk ke Lembah Tennessee, menyebabkan jutaan orang kehilangan aliran listrik dan menyebabkan miliaran orang mengalami kerusakan properti.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Presiden Biden Dia mengumumkan pada hari Senin bahwa dia akan mengunjungi Carolina Utara pada hari Rabu setelah Badai Helen melanda negara bagian tersebut.
Pengumuman presiden tersebut muncul setelah para kritikus menuduhnya kurang dalam kepemimpinan setelah terjadinya badai besar yang menghancurkan bagian tenggara negara tersebut.
Greg Wehner dari Fox News Digital berkontribusi pada laporan ini.