Musim perayaan sudah dekat dan merek meluncurkan penawaran dan penawaran tahunan mereka. Ini adalah tahun yang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan orang, terutama jika mereka merencanakan pembelian dalam jumlah besar.

Namun, kegembiraan ini datang seiring dengan keinginan untuk mendapatkan penawaran terbaik dan memaksimalkan penghematan.

Sayangnya, keinginan inilah yang dimanfaatkan oleh para penipu. Laporan BankBazaar baru-baru ini berjudul ‘Ketakutan, Penipuan, dan Keuangan: 6 Cara Penipu Memangsa Pikiran Anda & Bagaimana Anda Dapat Melindungi Diri Sendiri’ menyoroti taktik psikologis yang digunakan penipu untuk mengelabui dan memanipulasi pembeli yang tidak menaruh curiga. Dengan meniru figur otoritas, membingungkan Anda dengan jargon, meningkatkan pengaruh sosial palsu, atau menciptakan rasa urgensi yang salah, penipu mencoba menipu Anda agar mengungkapkan rincian keuangan Anda. Mari kita telusuri lebih detail taktik ini dan tanda-tanda yang harus Anda waspadai agar tidak menjadi korban skema semacam itu.

1. Menciptakan urgensi dan kelangkaan

Dalam taktik ini, penipu menciptakan rasa terdesak, seringkali rekening bank atau kartu kredit Anda disusupi, jadi Anda harus bertindak cepat untuk menghindari kehilangan uang Anda. Untuk menambah kredibilitas, mereka mungkin mengirimi Anda email atau SMS yang meniru identitas bank Anda, menekan Anda untuk membagikan informasi sensitif atau mengeklik tautan.

Apa yang harus dilakukan:

🔴 Ingatlah bahwa bank dan lembaga keuangan tidak pernah meminta informasi pribadi melalui panggilan, email, atau pesan yang tidak diminta.

🔴 Jika Anda ragu tentang komunikasi apa pun yang mengaku berasal dari bank Anda, verifikasi dengan menghubungi bank Anda langsung melalui saluran resmi.

🔴 Waspadalah terhadap ‘penawaran waktu terbatas’ atau ‘diskon khusus’, yang menciptakan urgensi dan menekan Anda untuk melakukan pembelian secara tergesa-gesa. Selalu verifikasi keabsahan sumbernya sebelum bertindak.

2. Otoritas & kredibilitas palsu

Penipu menyamar sebagai tokoh otoritas seperti pejabat bank, aparat penegak hukum, atau perwakilan pemerintah menggunakan email atau situs web yang tampak asli untuk meningkatkan kredibilitas mereka. Mereka menghubungi Anda dengan masalah fiktif, menyatakan bahwa masalah tersebut memerlukan perhatian segera, dan menekan Anda untuk membagikan informasi sensitif perbankan atau pribadi. Mereka menggunakan rincian ini untuk mengakses rekening bank Anda dan mencuri uang Anda.

Apa yang harus dilakukan:

🔴 Selalu periksa dan verifikasi alamat email pengirim, URL situs web, atau nomor telepon.

🔴 Cari tanda bahaya yang tidak kentara seperti kesalahan ketik atau ketidakkonsistenan font di situs web atau email – ini sering kali merupakan indikator penipuan phishing.

🔴 Jangan pernah membagikan informasi keuangan sensitif Anda seperti detail rekening bank, OTP perbankan, CVV kartu, atau informasi sensitif lainnya kepada siapa pun.

🔴 Jika Anda dihubungi oleh seseorang yang mengaku dari bank Anda, hubungi bank tersebut langsung melalui saluran resmi untuk memverifikasi masalahnya.

3. Menggunakan sanjungan atau pengaruh sosial

Penipu berpura-pura memiliki latar belakang atau minat yang sama untuk membangun kepercayaan, atau menggunakan sanjungan atau kesaksian palsu untuk memanipulasi orang agar menuruti permintaan mereka. Misalnya, seorang penipu berteman dengan Anda dengan berpura-pura menceritakan kesulitan keuangan Anda, menawarkan Anda peluang investasi unik untuk membantu.

Apa yang harus dilakukan:

🔴 Waspada terhadap peluang investasi, penawaran yang tidak diminta, atau email yang tampak asli.

🔴 Jangan pernah menganggap remeh apa pun, selalu lakukan riset sendiri sebelum mengambil keputusan apa pun, terutama dalam hal uang.

4. Manfaatkan informasi media sosial Anda yang tersedia untuk umum

Banyak orang membagikan detail pribadi seperti ulang tahun, detail kontak, pembelian terkini, dll. di platform media sosial. Penipu dapat menggunakan informasi ini untuk membuat penipuan yang meyakinkan atau menyamar sebagai Anda.

Apa yang harus dilakukan:

🔴 Berhati-hatilah dan selektif terhadap apa yang Anda bagikan secara online.

🔴 Sesuaikan pengaturan privasi Anda untuk memastikan aktivitas online Anda aman.

5. Manipulasi emosional

Penipu mengeksploitasi emosi manusia seperti keserakahan, ketakutan, frustrasi, atau empati untuk memanipulasi target mereka. Mereka mungkin menggoda Anda dengan tawaran sekali seumur hidup, menyatakan bahwa orang yang Anda sayangi sedang dalam bahaya, menawarkan bantuan keuangan di saat-saat sulit, atau membuat cerita untuk menarik simpati Anda. Semua taktik ini dirancang untuk mendorong tindakan impulsif.

Apa yang harus dilakukan:

🔴 Tetap tenang, jeda dan nilai situasinya.

🔴 Jika ada yang tidak beres, konsultasikan dengan anggota keluarga, teman tepercaya, atau penasihat keuangan sebelum mengambil tindakan apa pun.

6. Menggunakan manipulasi kognitif untuk menciptakan kebingungan

Penipu menggunakan taktik psikologis seperti bias optimisme, yang membuat korban merasa kecil kemungkinannya untuk ditipu, dan bias konfirmasi, yang hanya berfokus pada detail yang mengonfirmasi penipuan tersebut. Mereka membanjiri target dengan informasi yang berlebihan dengan mencampurkan detail asli dan palsu untuk menciptakan kebingungan. Mereka juga meniru bahasa korban untuk membangun hubungan baik dan membuat penipuan mereka tampak nyata.

Apa yang harus dilakukan:

🔴 Bersikaplah skeptis terhadap permintaan informasi yang tidak terduga, meskipun permintaan tersebut tampak sah.

🔴 Verifikasi detail melalui sumber resmi sebelum mengambil tindakan apa pun.

🔴 Minimalkan paparan Anda dengan tidak membagikan detail pribadi di media sosial.

🔴 Luangkan waktu Anda untuk menilai situasi dan memverifikasi detail dan identitas. Jangan terburu-buru.

Musim perayaan membawa kegembiraan namun juga meningkatkan risiko penipuan. Pelajari tentang potensi teknik manipulatif untuk melindungi kekayaan Anda dan nikmati waktu indah ini tanpa stres.

Penulis adalah CEO BankBazaar.com.



Source link