Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui tes diagnostik mpox pertama untuk penggunaan darurat, memperluas akses terhadap pengujian medis. Pada hari Kamis, WHO menyetujui tes diagnostik PCR Abbott Laboratories, yang disebut Alinity MPXV Assay, yang mendeteksi DNA virus mpox dari usap kulit. Tes ini untuk digunakan oleh personel laboratorium terlatih.

WHO juga sedang meninjau tiga tes diagnostik mpox lainnya dan sedang melakukan pembicaraan dengan lebih banyak perusahaan untuk meningkatkan ketersediaan alat diagnostik mpox. Perusahaan seperti Roche dan LabCorp telah berupaya meningkatkan pengujian mpox.

Prosedur Daftar Penggunaan Darurat (EUL) memungkinkan WHO untuk mempercepat persetujuan vaksin, pengobatan, dan uji diagnostik yang tidak berlisensi selama keadaan darurat kesehatan masyarakat. Pada bulan Agustus, WHO meminta produsen untuk mengirimkan produk mereka untuk segera ditinjau, terutama untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah mengakses diagnostik yang efektif.

Pada Januari 2022, kasus mpox telah dilaporkan di 121 negara, dengan 103.048 kasus terkonfirmasi dan 229 kematian pada September 2024. Republik Demokratik Kongo (DRC), pusat wabah, menerima sumbangan vaksin mpox yang pertama.

Mpox, dulu disebut cacar monyet, adalah infeksi virus yang biasanya hilang dengan sendirinya. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam yang berlangsung selama 2 hingga 3 minggu. Meskipun kebanyakan orang bisa sembuh, penyakit ini bisa menjadi parah pada anak-anak dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Penawaran meriah

A Varian baru mpox, clade Ib, menyebar lebih cepat dibandingkan spesies sebelumnya termasuk aktivitas seksual. Para ilmuwan masih mempelajari mengapa variasi ini mempengaruhi lebih banyak perempuan dan anak-anak, khususnya di Afrika.

(dengan masukan dari Reuters)



Source link