Badan antariksa AS NASA akan meluncurkan pesawat ruang angkasa dari Florida pada tahun 2022 untuk menargetkan asteroid yang hilang.
Bagian dari misi internasional untuk melihat apakah kita dapat menghentikan asteroid berbahaya menghantam Bumi.
Pesawat Hera menyelidiki apa yang terjadi pada batu luar angkasa bernama Dimorphos ketika sengaja ditabrak oleh NASA.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pesawat luar angkasa tersebut akan mencapai Dimorphos pada Desember 2026.
Misi Hera, yang dioperasikan oleh Badan Antariksa Eropa, merupakan tindak lanjut dari proyek Double Asteroid Redirection Test (DART) NASA.
Dimorphos adalah bulan kecil berukuran sekitar 160 meter yang mengorbit asteroid dekat Bumi yang disebut Didymos dalam sistem asteroid biner.
Pada tahun 2022, NASA mengatakan berhasil mengubah wahana tersebut dengan menabrakkannya menjadi Dimorphos. Menurut ilmuwan NASA, hal ini menggeser jalur batu tersebut beberapa meter.
Asteroid tersebut tidak berada pada jalur tabrakan dengan Bumi, namun ini merupakan ujian untuk melihat apakah badan antariksa dapat melakukannya ketika ada bahaya nyata.
Kini pesawat Hera akan memeriksa ukuran dan kedalaman kawah tumbukan yang tercipta di Dimorphos.
Dua wahana berbentuk kubus juga akan mempelajari asteroid dan massanya.
“Apa yang perlu kita pahami tentang sifat fisik asteroid ini? Terbuat dari apa? Apakah itu batu? Apakah bagian dalamnya terbuat dari pasir?” Kata Naomi Murdoch, ilmuwan yang terlibat dalam misi Badan Antariksa Eropa.
Hal ini akan membantu para ilmuwan memahami cara terbaik untuk mencoba mencegat asteroid lain dengan berbagai ukuran dan bentuk di masa depan.
Para ilmuwan tidak percaya bahwa kita saat ini terancam punah seperti dinosaurus akibat asteroid yang menghantam Bumi. Asteroid sebesar itu bisa dengan mudah dideteksi di luar angkasa.
Asteroid yang menjadi sasaran DART dan Hera memiliki lebar 100-200m dan sangat sulit dilihat dari planet kita.
Menyentuh tanah dari waktu ke waktu. Pada tahun 2013, sebuah asteroid seukuran rumah meledak di langit di atas kota Chelyabinsk di Rusia. Gelombang kejut tersebut menghancurkan jendela dan merusak bangunan seluas lebih dari 200 mil persegi. Lebih dari 1.600 orang terluka dalam ledakan tersebut.
Para ilmuwan berharap suatu hari nanti dapat mendeteksi asteroid tersebut dan menembaknya saat bergerak.
“Ini bukan untuk mencegah kepunahan umat manusia. Ini tentang menciptakan sistem untuk meminimalkan kerusakan sebanyak yang kita bisa. Dinosaurus tidak punya program luar angkasa, tapi kita punya,” kata Profesor Murdoch.
Namun para ilmuwan mengingatkan bahwa meskipun NASA telah menunjukkan bahwa mengubah lintasan asteroid dapat dilakukan, bukan berarti hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah pada semua batuan luar angkasa.
Mencegat asteroid sebelum menabrak Bumi juga bergantung pada pendeteksian ancaman yang datang.