Gubernur Minnesota Tim Walz pada hari Selasa menyerukan penghapusan sistem electoral college di negara bagian tersebut pada penggalangan dana di California, sebuah langkah yang pernah didukung oleh beberapa anggota Partai Demokrat di masa lalu setelah kekalahan dalam pemilu.
Bapak Walz berada di kediaman pribadi Gubernur California Gavin Newsom di Sacramento ketika dia berbicara tentang proses pemilihan presiden Amerika Serikat.
“Saya pikir semua orang tahu bahwa Electoral College perlu dihapuskan,” katanya, menurut laporan gabungan acara tersebut yang dilaporkan oleh Bloomberg. “Kita memerlukan suara terbanyak secara nasional, namun hal tersebut bukanlah dunia yang kita tinggali.”
Ribuan warga non-warga negara dikeluarkan dari daftar pemilih, puluhan anggota parlemen menuntut jawaban dari Garland
Pada tahun 2023, Gubernur Minnesota menandatangani National Popular Vote Interstate Compact. Ini adalah perjanjian di mana setiap negara bagian mengalokasikan seluruh suara elektoral kepada siapa pun yang memenangkan suara terbanyak untuk presiden, terlepas dari cara masing-masing negara bagian memilih. Kesepakatan itu hanya akan berlaku jika pendukungnya mendapatkan janji dari negara-negara bagian yang memiliki setidaknya 270 suara elektoral.
FOX News Digital menghubungi Wakil Presiden Harris dan tim kampanye mantan Presiden Trump.
Electoral College terdiri dari sejumlah pemilih dari setiap negara bagian yang memilih presiden dan wakil presiden. Di 48 negara bagian dan Washington, D.C., kandidat yang memperoleh suara terbanyak akan menerima seluruh suara elektoral di negara bagian tersebut. Maine dan Nebraska menggunakan sistem proporsional untuk mengalokasikan pemilihnya.
Pemenang membutuhkan 270 suara elektoral untuk memenangkan pemilihan presiden.
Electoral College dibentuk oleh para Founding Fathers untuk mencegah negara-negara besar menguasai negara-negara kecil atau menggunakan kekuasaan berlebihan dalam pemilihan presiden. Penghapusan sistem ini memerlukan amandemen konstitusi yang besar.
Trump bisa menang dalam tiga isu utama ini, kata para pemilih di Michigan kepada FOX
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat telah menyerukan penghapusan proses tersebut demi kepentingan suara terbanyak. Contoh terbaru adalah kemenangan mantan Presiden Trump atas Hillary Clinton pada tahun 2016, ketika ia memenangkan suara terbanyak namun memperoleh lebih sedikit suara elektoral.
Pada tahun 2000, mantan Presiden George W. Bush kehilangan suara terbanyak tetapi memenangkan suara elektoral dengan tipis. Banyak anggota Partai Republik yang menentang penghapusan sistem electoral college, dengan alasan bahwa hal itu akan memberikan pengaruh yang tidak semestinya kepada negara bagian dengan populasi besar.
Yang lain berpendapat bahwa calon presiden akan fokus pada beberapa negara bagian selama periode pemilu dan mengabaikan negara bagian lainnya.
Pada tahun 2012, Presiden Trump mengecam sistem pemilu sebagai “bencana bagi demokrasi”. Pada tahun 2018, ia kembali menyuarakan dukungan terhadap gagasan tersebut, dengan mengatakan bahwa pemilihan umum akan “lebih mudah untuk dimenangkan”.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Menurut jajak pendapat Pew Research Center terbaru yang dirilis bulan lalu, mayoritas warga Amerika (63%) mendukung penghapusan lembaga pemilihan umum (electoral college).