Seorang profesor Universitas Kansas telah diberikan cuti administratif setelah mengatakan bahwa pria yang tidak mematuhi Wakil Presiden Kamala Harris karena dia seorang wanita harus ditembak. “Anda bisa menyusun semua orang itu dan menembak mereka,” katanya dalam video yang baru-baru ini bocor. Universitas belum merilis nama instrukturnya hingga Rabu malam.

“Yang membuat saya frustasi adalah ada laki-laki di masyarakat yang menolak memilih calon presiden perempuan karena mereka tidak berpikir dia cukup pintar untuk menjadi presiden,” kata Kansas, profesor universitas tersebut dalam sebuah ceramah. Kuliah yang baru saja direkam.

“Anda bisa menyusun semuanya dan menembak mereka,” lanjut sang profesor. “Mereka jelas tidak memahami cara kerja dunia.”

“Apakah aku mengatakan itu? Catatlah itu dari rekamannya,” tambah sang profesor. “Saya tidak ingin para dekan mendengar apa yang saya katakan.”

Meski demikian, video komentar profesor tersebut dipublikasikan di media sosial dan rekamannya menjadi viral.

Lihat di bawah:

Universitas Kansas menanggapi reaksi tersebut dengan pernyataan mengenai X, dengan mengatakan kepada publik bahwa identitas profesor tersebut tetap bersifat pribadi dan bahwa dia telah diberikan cuti administratif sementara sekolah menyelidiki masalah tersebut.

“Universitas mengetahui adanya video ruang kelas di mana seorang instruktur membuat referensi yang tidak pantas tentang kekerasan. Instruktur tersebut telah diberikan cuti administratif sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut,” kata University of Kansas.

Belakangan, pihak universitas mencoba menjelaskan bahwa profesor tersebut hanya mencoba untuk “mengadvokasi hak-hak dan kesetaraan perempuan.”

“Dosen tersebut meminta maaf sebesar-besarnya atas apa yang menyebabkan situasi ini dan sangat menyesal. Niatnya adalah untuk menekankan pembelaan hak-hak dan kesetaraan perempuan, dan dia telah melakukan kesalahan besar dalam hal itu. Kami mengakui hal itu,” kata University of Kansas. dikatakan.

“Universitas mempunyai proses yang ditetapkan untuk situasi seperti ini dan kami bermaksud untuk mengikuti proses itu,” tambah pihak sekolah.

Alana Mastrangelo adalah reporter Breitbart News. kamu bisa mengikutinya facebook Dan dengan X @ARmastrangelodan selanjutnya Instagram.



Source link