Setiap tahunnya, produsen ponsel pintar India mengapalkan sekitar 145-150 juta ponsel pintar baru, menjadikan negara ini sebagai pasar terbesar kedua setelah Tiongkok dalam hal volume pengiriman tahunan. Meskipun pasar ponsel cerdas tumbuh sedikit pada tahun 2021, produsen ponsel menghadapi beberapa tantangan di tahun-tahun berikutnya, dengan siklus penggantian ponsel yang meningkat dari 24 bulan menjadi 36 bulan.
Menurut laporan terbaru dari International Data Corporation (IDC), permintaan ponsel pintar bekas di India semakin meningkat. Alasan utamanya adalah hanya sepertiga dari 650 juta pengguna ponsel di India yang memiliki ponsel 5G, sementara sebagian besar orang masih menggunakan 4G. Menurut IDC, “premiumisasi” pasar ponsel pintar India adalah alasan lain mengapa konsumen mencari ponsel bekas.
Meskipun Apple telah mencatat pertumbuhan iPhone baru dalam beberapa tahun terakhir, Apple juga merupakan perusahaan terbesar di segmen ponsel pintar bekas, menguasai hampir 25 persen pangsa pasar. Raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino ini diikuti oleh perusahaan Tiongkok Xiaomi, yang telah mencatat pertumbuhan dalam 20 kuartal terakhir dari Q3 2017 hingga Q2 2022.
Karena sudah memiliki basis pengguna yang besar, hal serupa juga terjadi pada pasar ponsel pintar bekas. Urutan ketiga dalam daftar adalah Samsung yang juga merambah berbagai segmen harga. Laporan tersebut menunjukkan bahwa ketiga merek ini menyumbang sekitar 67 persen dari ponsel pintar bekas yang dijual di negara tersebut.
Selain penjualan peer-to-peer, sebagian besar ponsel cerdas yang dijual di India berasal dari startup seperti Cashift, Badly, InstaCash, dan Yantra. Selama bertahun-tahun, platform-platform ini telah membangun kepercayaan dan keyakinan di kalangan konsumen mengenai kualitas ponsel bekas di negara tersebut, yang merupakan alasan lain mengapa masyarakat India lebih memilih ponsel bekas.