“Ancaman kematian”. Inilah yang Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) yang juga telah mengumumkan pada pagi hari tanggal 17 Oktober bahwa mereka akan menghubungi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan bahkan FIFA agar berpindah dari Jakarta ke tempat lain leg kedua kualifikasi Asia timnya untuk Piala Dunia 2026 melawan Indonesia. Permintaan itu muncul setelah apa yang dialami pada leg pertama yang dimainkan sepekan lalu.
Perilaku buruk suporter Indonesia terhadap tim Bahrain tidak bisa diterima
Ketidakamanan, penghinaan dan ancaman terhadap Bahrain
Meski tidak berhenti sampai disitu, pihaknya juga mengecam ancaman yang dilakukan oleh suporter Indonesia yang merupakan “pembunuhan” terhadap warga Bahrain, khususnya para pemain timnas, melalui pernyataan: “Perilaku buruk suporter Indonesia terhadap tim Bahrain tidak bisa diterima. Sejak pertandingan kualifikasi kami telah menerima banyak hinaan yang ditujukan kepada Federasi dan para pemain. Kami sedang dalam pembicaraan dengan FIFA dan AFC untuk mengecam peristiwa ini, mengungkapkan ketidakamanan kami karena harus melakukan perjalanan ke ibu kota mereka, Jakarta, untuk memainkan leg kedua“.
Meskipun ini bukan satu-satunya keluhan yang dilontarkan Bahrain: “Kecaman terkuat kami atas perilaku tidak bertanggung jawab fans Indonesia di Internetkarena situs webnya, akun media sosialnya, dan sistem pesan elektroniknya menjadi sasaran aliran hinaan, fitnah, ancaman, dan operasi peretasan. “Dan hal ini berlanjut:”Kami mengungkapkan keterkejutan kami atas banyaknya pesan ancaman pembunuhan yang diterima oleh anggota tim di akun media sosial pribadinya, dalam suatu tindakan yang mencerminkan Pengabaian fans Indonesia terhadap nyawa manusia“.
Sebuah gol yang datang… di luar waktu?
10 Oktober lalu, Kedua tim bermain imbang (2-2) pada laga ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Bahrain memimpin pada menit ke-15 melalui Mohamed Marhoon, namun kebobolan dua gol lagi dari Oratmangoen dan Struick untuk bangkit. Meski tak membuahkan hasil, Marhoon kembali menyamakan kedudukan pada menit ke-99 sehingga mampu menambah satu poin. Masalahnya muncul karena hanya enam menit tambahan yang diumumkan dan hal ini memicu banyak kritik dari opini publik Indonesia. berdasarkan keputusan wasit pertandingan, Ahmed Al-Kaf.
Wasit Oman mendapat serangan keras dari pemain dan anggota tim Indonesia usai meniup peluit akhir pertandingan yang digelar di Manama, Kamis pekan lalu. Wasit membenarkan keputusannya dengan adanya penghalangan yang jelas dari tim Indonesia, sebelum meniup peluit akhir pada serangan terakhir yang berujung pada gol imbang bagi tuan rumah, yang mengakhiri pertandingan.. Situasi yang memaksa Federasi Oman mengeluarkan pernyataan yang mendukung wasit internasionalnya dan karenanya mencegah Federasi Asia mengeluarkannya dari putaran berikutnya Liga Champions AFC antara Al-Hilal dan Al-Ain.