Mencapai kejayaan Olimpiade tidak hanya membutuhkan latihan yang ketat, tetapi juga pola makan yang terencana dengan cermat yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap atlet dan olahraga.

Seperti kata pepatah, Anda adalah apa yang Anda makan, dan bagi para atlet Olimpiade, pola makan mereka memainkan peran penting dalam memberi bahan bakar pada tubuh mereka untuk mencapai performa puncak. Meskipun tidak ada pendekatan universal dalam makan seperti seorang atlet Olimpiade, memahami strategi nutrisi para atlet elit memberikan wawasan berharga bagi siapa pun yang ingin mengoptimalkan kinerja mereka. Diet untuk kebugaran jasmani.

Dari diet 10.000 kalori Michael Phelps yang legendaris saat berlatih untuk Olimpiade Beijing hingga pendekatan yang lebih moderat dari atlet lain, dunia nutrisi Olimpiade sangat bervariasi dan menarik. Misalnya menurut olimpiade.comPemain anggar Lee Kiefer menekankan keseimbangan dan kontrol dalam pola makannya, sementara perenang Maggie MacNeil menikmati es krim bersama dengan makanan bergizinya. Petinju Tammara Thibeault menjalankan pola makan vegetarian, menyesuaikannya dengan kebutuhan proteinnya selama kompetisi internasional.

Sadhana Singh, ahli gizi senior di Herenau Official, menjelaskan, “Atlet Olimpiade tidak bergantung pada satu rencana diet saja. Sebaliknya, mereka bekerja sama dengan ahli diet dan ahli gizi terdaftar untuk mengembangkan strategi yang dipersonalisasi dan disesuaikan dengan kebutuhan unik mereka.

Rencana ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti:

Intensitas Olahraga dan Latihan: Seorang pelari maraton membutuhkan bahan bakar yang berbeda dari seorang atlet angkat besi.

Penawaran meriah

Komposisi Tubuh dan Metabolisme: Tipe tubuh seorang atlet dan cara mereka mengolah makanan berperan.

Preferensi dan batasan makanan: Alergi, intoleransi, dan pertimbangan budaya menjadi faktor penyebabnya.

Jadwal Kompetisi: Persyaratan nutrisi Dapat bervariasi hingga, selama, dan setelah kompetisi.

“Rencana ini ditinjau kembali secara rutin, seringkali setiap beberapa bulan atau setelah kompetisi besar, untuk memastikan rencana tersebut tetap memenuhi tuntutan perubahan dari atlet. Ini tentang kemampuan beradaptasi dan penyesuaian seiring berjalannya waktu,” kata Singh.

Peran Makronutrien (Protein, Karbohidrat dan Lemak) dan Mikronutrien dalam Diet Olympian

Singh mencatat, “Atlet Olimpiade secara tepat menyeimbangkan makronutrien mereka – protein, karbohidrat, dan lemak – untuk mendukung pelatihan dan pemulihan mereka.”

Karbohidrat adalah sumber bahan bakar utama tubuh, menyediakan energi yang dibutuhkan untuk latihan dan kompetisi yang intens. Atlet fokus pada karbohidrat kompleks seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran, yang melepaskan energi berkelanjutan.

Kunci perbaikan dan pertumbuhan otot, Protein adalah landasan diet seorang atlet. Mereka lebih memilih sumber tanpa lemak seperti unggas, ikan, kacang-kacangan, dan lentil.

Singh menambahkan, “Lemak sehat menyediakan asam lemak esensial, membantu penyerapan nutrisi, dan berkontribusi terhadap energi jangka panjang. Atlet memilih lemak tak jenuh yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun.

Dia menekankan bahwa mikronutrien – vitamin dan mineral – sama pentingnya, memainkan peran penting dalam produksi energi, fungsi kekebalan tubuh, dan kesehatan secara keseluruhan. “Para atlet memastikan mereka mendapatkan cukup asupan dengan mengonsumsi berbagai buah-buahan dan sayuran berwarna dan memberikan suplemen bila diperlukan.”

Lemak sehat menyediakan asam lemak esensial, membantu penyerapan nutrisi, dan berkontribusi terhadap energi jangka panjang Lemak sehat menyediakan asam lemak esensial, membantu penyerapan nutrisi, dan berkontribusi terhadap energi jangka panjang. (Sumber: Freepik)

Tantangan Diet Umum yang Dihadapi Atlet Olimpiade Saat Bepergian ke Luar Negeri

Perjalanan adalah bagian penting dalam kehidupan seorang atlet Olimpiade. Namun, hal ini dapat mengganggu pola makan yang telah direncanakan dengan baik. Atlet Olimpiade menghadapi tantangan seperti:

-Makanan asing: Masakan lokal mungkin tidak menawarkan pilihan yang familiar.

– Terbatasnya akses terhadap pilihan makanan sehat: Makanan di bandara atau makanan di pesawat mungkin kurang dari ideal.

-Jet lag dan rutinitas yang terganggu: Perjalanan mengganggu jadwal tidur dan kebiasaan makan.

Untuk mengatasi kendala tersebut, atlet seringkali:

– Perencanaan Sebelumnya: Kemas camilan sehat Dan suplemen harus tersedia.

Teliti pilihan lokal: Carilah restoran atau pasar dengan pilihan yang sehat.

– Prioritaskan hidrasi: Tetap terhidrasi itu penting, terutama saat bepergian.

-Beradaptasi dan Menyesuaikan: Bersikaplah fleksibel dan buatlah pilihan terbaik sesuai situasinya.

Singh mengatakan strategi ini juga dapat memberikan manfaat bagi kita. “Saat bepergian atau menghadapi situasi tak terduga, ingatlah untuk membuat rencana ke depan, membuat pilihan cerdas, dan memprioritaskan hidrasi.”

Keseimbangan antara diet ketat dan membiarkan indulgensi sesekali

Singh mencatat, “Olimpiade mengikuti Aturan diet yang ketatMereka juga memahami pentingnya fleksibilitas dan menikmati suguhan sesekali. Pola makan yang kaku dapat menyebabkan kelelahan dan kekurangan nutrisi, sehingga memengaruhi kinerja dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Tentu saja, moderasi adalah kuncinya. Ini semua tentang menemukan keseimbangan yang memungkinkan Anda bersenang-senang tanpa mengorbankan kesehatan dan kinerja secara keseluruhan.



Source link