Presiden Bangladesh Muhammad Shahabuddin mengatakan bahwa dia tidak memiliki bukti dokumenter apa pun tentang pengunduran diri Syekh Hasina sebagai perdana menteri, dan menambahkan bahwa dia mungkin tidak punya waktu untuk melakukannya karena dia terus menceritakan kekacauan yang terjadi di sana. 5 Agustus.
Saat diwawancarai Dhaka Tribune, Shahabuddin mengatakan, beberapa jam sebelum Hasina kabur, keduanya sudah dijadwalkan bertemu.
“Dalam waktu satu jam, telepon lain datang, mengabarkan dia tidak datang,” katanya.
Dengan menyebutnya sebagai hari “kerusuhan”, Shahabuddin menggambarkan bagaimana ia dan Panglima Angkatan Darat Jenderal Waker telah “mendengar” tentang pengunduran diri Hasina namun tidak ada bukti terdokumentasi mengenai hal tersebut.
“Ketika semuanya sudah terkendali, suatu hari, sekretaris kabinet datang untuk mengambil salinannya surat pengunduran diri. Saya bilang padanya saya juga sedang mencarinya,” katanya.
“Ada berita kerusuhan di mana-mana. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya tidak bisa hanya berdiam diri dan mengandalkan rumor. Jadi saya meminta sekretaris militer saya, Jenderal Adil (Mayor Jenderal Mohammad Adil Choudhury), untuk menyelidikinya. Dia juga tidak mendapat informasi. Kami sedang menunggu dan memeriksa gulungan TV. Tidak ada berita di mana pun. Pada suatu saat, saya mendengar bahwa dia telah meninggalkan negara itu tanpa memberi tahu saya. Saya mengatakan yang sebenarnya kepada Anda .
“Bagaimanapun, ketika panglima militer, Jenderal Waker, datang ke Bangabhaban, saya mencoba mencari tahu apakah perdana menteri telah mengundurkan diri. Jawabannya sama: dia mendengar dia mengundurkan diri tetapi mungkin tidak punya waktu untuk memberi tahu kami,” tambahnya.
Ia mengatakan, ia kemudian meminta keputusan Mahkamah Agung yang meminta pembentukan pemerintahan sementara untuk menghindari kekosongan konstitusi.
Sementara itu, putra Hasina, Sajeeb Wazed, telah mengklarifikasi sebelumnya bahwa Hasina tidak pernah “mengundurkan diri secara resmi” karena dia tidak punya waktu untuk melakukannya.
“Ibu saya tidak pernah mengundurkan diri secara resmi. Dia tidak punya waktu,” kata Wazed dari Washington. “Dia berencana membuat pernyataan dan mengajukan pengunduran diri. Namun kemudian para pengunjuk rasa mulai berbaris menuju kediaman perdana menteri. Dan tidak ada waktu. Ibuku bahkan belum berkemas. Berdasarkan konstitusi, dia masih menjadi perdana menteri Bangladesh,” katanya.
Hasina melarikan diri ke New Delhi setelah negara itu menyaksikan protes kekerasan yang meluas mengenai kuota preferensial dalam pekerjaan pemerintah.