Korea Utara mengumumkan keberhasilannya melakukan uji coba rudal balistik antarbenua terbarunya.Hwasong-19,” media pemerintah menjulukinya sebagai “rudal paling kuat di dunia”.
Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), rudal baru ini akan menunjukkan peningkatan ketinggian dan durasi penerbangan, membawa Pyongyang selangkah lebih dekat ke targetnya. Tenaga nuklir ICBM mampu mencapai Amerika Serikat.
Kantor Berita Pusat Korea yang dikelola pemerintah mengidentifikasi rudal tersebut sebagai ICBM “Hwasong-19”, dan menggambarkannya sebagai “rudal strategis paling kuat di dunia” dan “sistem senjata yang sempurna”.
Meskipun para pejabat militer Korea Selatan telah mengisyaratkan kemungkinan uji coba rudal berbahan bakar padat, laporan KCNA tidak merinci jenis propelan yang digunakan dalam Hwasong-19. Kilatan asap knalpot dalam foto resmi menunjukkan penggunaan teknologi bahan bakar padat, yang menurut para ahli, memungkinkan peluncuran lebih cepat dan penyembunyian yang lebih baik. Sebelum uji coba ini, Hwasong-18 merupakan ICBM tercanggih milik Korea Utara.
Rudal berbahan bakar padat, tidak seperti rudal berbahan bakar cair, sudah diisi dengan propelan, memungkinkan peluncuran lebih cepat dan kerahasiaan lebih besar dengan mengurangi waktu persiapan yang terlihat. Lompatan teknologi ini mewakili peralihan dari ICBM terbaik Korea Utara sebelumnya, Hwasong-18, ke model dengan kesiapan operasional lebih tinggi dan kemampuan siluman lebih baik.
Kim Jong Un mengamati peluncuran tersebut bersama putrinya Kim Ju Ae, yang diidentifikasi oleh intelijen Seoul sebagai calon penggantinya. Kim memuji uji coba tersebut sebagai “langkah militer yang tepat” dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan Korea Utara, dan memuji para ilmuwan dan insinyur yang terlibat dalam memperkuat “kemampuan serangan nuklir strategis yang tak tertandingi” di negara tersebut.
Meskipun kemampuan Korea Utara untuk menyerang Korea Selatan dengan senjata nuklir tidak perlu dipertanyakan lagi, kemampuannya untuk secara efektif mencapai daratan Amerika Serikat masih dipertanyakan. Tantangan teknologi, termasuk perlindungan kendaraan yang masuk kembali, penyempurnaan sistem panduan, dan kemampuan penempatan hulu ledak ganda, masih menghambat kemampuan Korea Utara untuk menyerang negara-negara yang berjauhan.
Waktu peluncurannya nampaknya strategis, menjelang pemilihan presiden AS dan di tengah kritik internasional terhadap penempatan pasukan Korea Utara ke Rusia terkait konflik Ukraina.
Para pejabat AS melaporkan bahwa hampir 8.000 tentara Korea Utara dikerahkan di dekat perbatasan Rusia-Ukraina. Uji coba tersebut dilakukan tak lama setelah pejabat pertahanan AS dan Korea Selatan meminta Korea Utara menarik personel militernya dari Rusia.