Podcaster berpengaruh Joe Rogan mendukung mantan Presiden AS Donald Trump untuk kembali ke Gedung Putih sehari sebelum pemilu AS.
Dukungan tersebut menyusul wawancara panjang hampir tiga jam yang dilakukan Rogan dengan Trump pada bulan Oktober.
Mengonfirmasi dukungannya pada X (sebelumnya Twitter), Rogan menulis, “Sebagai catatan, ya, itu adalah dukungan Trump.”

Pengumuman tersebut menambah ketegangan pada persaingan yang sudah ketat, dengan jajak pendapat menunjukkan dukungan dari banyak tokoh penting antara Trump dan Wakil Presiden Partai Demokrat Kamala Harris.
Wawancara bulan Oktober ini menyelidiki refleksi Trump pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden, transisi dari bisnis ke politik, dan topik kontroversial seperti pemilu tahun 2020 dan upaya pembunuhan baru-baru ini.
Selama percakapan, Trump merujuk pada dugaan upaya pembunuhan dan juga menunjukkan bekas luka, yang menurutnya ditinggalkan oleh peluru yang ditembakkan oleh seorang penyerang yang ia sebut sebagai “penjahat”.

Tokoh teknologi Elon Musk, yang juga pendukung Trump, muncul secara mengejutkan di podcast Rogan untuk menyuarakan keprihatinannya terhadap Partai Demokrat. Musk menuduh partai tersebut menyebarkan informasi yang salah dan melakukan kemunafikan, dengan mengatakan bahwa tuduhan terhadap Trump adalah “kata-kata palsu” yang bertujuan untuk mencoreng reputasinya. Dia membandingkan taktik ini dengan rezim otoriter, dan menyelaraskan pandangannya dengan kritik Trump terhadap lawan politiknya.
Secara luas dianggap sebagai salah satu podcast paling berpengaruh di seluruh dunia, “The Joe Rogan Experience” memiliki 14,5 juta pengikut di Spotify dan 17,5 juta pelanggan di YouTube.