Menteri Pertahanan Israel Israel Katz dilantik di hadapan parlemen pada hari Kamis setelah perdana menteri secara tak terduga memecat pendahulunya karena masalah kepercayaan selama konflik Gaza.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecat Yoav Galant pada hari Selasa di tengah perselisihan yang berulang mengenai tanggapan militer Israel terhadap Hamas menyusul serangan kelompok militan Palestina terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu.
Katz, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri luar negeri, mengambil alih peran Gallant sementara Gideon Sarr mengambil alih jabatan menteri luar negeri. Katz menyatakan komitmennya untuk mengatasi musuh Israel.
Ketegangan diplomatik dengan Prancis menandai hari terakhir Katz sebagai menteri luar negeri, ketika para pejabat Israel memasuki fasilitas keagamaan milik Prancis di Yerusalem dan menampung sementara para biseksual.
Insiden tersebut menyebabkan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barot membatalkan rencana kunjungannya ke kompleks Gereja Eliona di Yerusalem Timur.
Dalam penampilan bersama pada hari Kamis, Barot mengakui hak Israel untuk membela diri, sambil menyoroti kekhawatiran mengenai aktivitas pemukiman, pembatasan bantuan kemanusiaan dan serangan udara yang terus berlanjut di Gaza utara.
Keputusan Netanyahu untuk memecat menteri pertahanan pada masa perang menuai kritik dari para pemimpin oposisi di seluruh spektrum politik Israel, sehingga memicu demonstrasi jalanan oleh ribuan warga.
Perbedaan pendapat yang mencolok antara Gallant dan Netanyahu berpusat pada pengecualian wajib militer bagi pria ultra-Ortodoks.
Menteri yang digulingkan tersebut sangat mendukung wajib militer bagi orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks, namun Netanyahu lebih memilih untuk mempertahankan pengecualian tersebut, karena khawatir bahwa wajib militer akan mengganggu stabilitas pemerintahan koalisi sayap kanan miliknya.