COP29 (Kredit gambar: AP)

Delegasi Afghanistan akan menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP29) mendatang di Baku, Azerbaijan, yang akan menandai partisipasi pertama negara tersebut sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021. Konferensi ini akan diadakan pada 11-22 November.
Meskipun tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban, Azerbaijan menyampaikan undangan kepada delegasi tersebut. Meskipun peran delegasi di COP29 masih belum jelas, sumber memperkirakan mereka akan berstatus pengamat, menurut laporan AFP.
Azerbaijan membuka kembali kedutaan besarnya di Kabul tahun ini tetapi tidak secara resmi mengakui pemerintahan Taliban.
Afghanistan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Para pejabat Taliban telah menekankan pentingnya keterlibatan Afghanistan Pembicaraan iklim internasionalAda pendapat bahwa isolasi politik tidak seharusnya menghalangi suatu negara untuk terlibat dalam diskusi kritis ini.
“Perubahan iklim adalah masalah kemanusiaan,” kata Zainulabedin Abid, wakil kepala Badan Perlindungan Lingkungan Nasional (NEPA) Afghanistan. “Kami menyerukan komunitas internasional untuk tidak menyamakan perubahan iklim dengan politik.”
Pejabat dari NEPA menekankan perlunya mengatasi perubahan iklim dan menyerukan kebangkitan proyek lingkungan yang terhenti sejak pengambilalihan Taliban.
Afghanistan, salah satu negara penandatangan Perjanjian Paris tahun 2015, sedang mengembangkan Kontribusi Nasional (NDC) menjelang pergantian pemerintahan. Meskipun ada ketidakpastian mengenai pengakuan PBB atas upaya mereka, NEPA terus mengerjakan dokumen tersebut.
Partisipasi dalam COP29 ini mewakili sebuah langkah menuju keterlibatan kembali Afghanistan dalam negosiasi perubahan iklim global meskipun negara tersebut terisolasi secara politik.