Gambar Representatif (Kredit Gambar: ANI)

Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan melaporkan peningkatan tersebut Operasi militer Tiongkok Di dekat wilayahnya pada hari Rabu, mereka melihat 24 pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan 6 kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) beroperasi di sekitar pulau tersebut.
Pada bidang yang ditandai, 15 melintasi garis median Selat Taiwan dan memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) utara, tengah barat daya dan timur Taiwan.
MND X (sebelumnya Twitter) mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa pihaknya terus memantau situasi dan mengambil tindakan responsif yang diperlukan.

Eskalasi ini menyusul insiden serupa pada hari Selasa ketika Kementerian Pertahanan Taiwan melihat 10 pesawat Tiongkok dan 5 kapal angkatan laut di dekat pulau itu. Dari jumlah tersebut, 8 pesawat melintasi garis median dan juga melanggar ADIZ Taiwan. MND menegaskan kembali bahwa mereka memantau pergerakan ini dan meresponsnya dengan tepat.

Tiongkok telah meningkatkan kehadiran militernya secara signifikan di sekitar Taiwan sejak September 2020, sering kali mengerahkan pesawat dan kapal angkatan laut untuk unjuk kekuatan. Langkah-langkah tersebut adalah bagian dari apa yang digambarkan oleh para analis sebagai “taktik zona abu-abu” yang bertujuan untuk secara bertahap mengurangi pertahanan Taiwan dan menguji respons militernya tanpa terlibat dalam konflik terbuka.
Menanggapi tindakan provokatif tersebut, Presiden Taiwan Lai Ching-te Baru-baru ini mengadakan pertemuan keamanan nasional tingkat tinggi. Dia meyakinkan masyarakat Taiwan akan komitmen pemerintah untuk menjaga demokrasi dan keamanan negara di tengah meningkatnya ketegangan.
Konferensi ini diadakan dilatarbelakangi pengumuman besar Tiongkok Latihan militer nama “Pedang Bersama-2024B,” diadakan di Selat Taiwan. Menurut media pemerintah Tiongkok, latihan tersebut berfungsi sebagai peringatan keras bagi mereka yang mendukung kemerdekaan Taiwan.
Untuk memperkuat kemampuan pertahanannya, Taiwan secara aktif memodernisasi infrastruktur militernya. Pada tanggal 4 November, Presiden Lai Ching-tae menghadiri upacara peletakan lunas di Galangan Kapal Kaohsiung untuk prototipe fregat ringan baru Angkatan Laut Republik Tiongkok (ROCN).
Pengembangan ini merupakan bagian dari strategi Taiwan yang lebih luas untuk membangun kekuatan angkatan laut dan kemampuan pertahanannya dalam menghadapi tekanan militer yang meningkat dari Beijing.