Partai Kekuatan Rakyat Nasional (NPP) Sri Lanka yang dipimpin oleh Presiden Anura Kumara Dissanayake memperoleh mayoritas suara dalam pemilu cepat parlemen. Pada hari Jumat pukul 6 pagi (waktu setempat), NPP memenangkan 52 kursi dengan total lebih dari 4,4 juta suara dan 62 persen suara nasional. Partai tersebut saat ini memegang 35 kursi melalui perwakilan proporsional berbasis distrik.
Partai-partai oposisi menderita kerugian besar, dengan Samagi Jana Balavegaya (SJB) memperoleh 18 persen suara dan Front Demokratik Nasional (NDF), yang didukung oleh mantan presiden Ranil Wickremesinghe, memperoleh kurang dari 5 persen suara. SJB meraih 8 kursi sedangkan NDP hanya meraih satu kursi.
Front Rakyat Sri Lanka (SLPP) keluarga Rajapakse berhasil mengamankan 2 kursi meski menempati posisi keempat dalam penghitungan suara.
Pengamat politik berpendapat bahwa NPP telah mencapai kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan pemilihan presiden yang diadakan pada bulan September. Mereka mengharapkan partai tersebut memperoleh 150 kursi dengan mayoritas absolut di majelis yang beranggotakan 225 orang.
Ketika negara kepulauan itu menunggu hasil akhir pemilu pada tanggal 14 November, NPP milik Dissanayake, yang didirikan pada tahun 2019, bersaing untuk mendapatkan suara mayoritas untuk menerapkan reformasi pengentasan kemiskinan dan mengatasi tantangan ekonomi setelah krisis ekonomi parah yang terjadi di Sri Lanka. Krisis ini menyebabkan tergulingnya mantan presiden Gotabaya Rajapaksa pada tahun 2022 dan mendorong dana talangan IMF sebesar $2,9 miliar.
Dissanayake, yang memenangkan kursi kepresidenan pada bulan September, menghadapi tentangan dari Partai Persatuan Rakyat (United People’s Power) pimpinan Sajith Premadasa dan kalangan konservatif. Kemenangan NPP akan menandai pertama kalinya koalisi sayap kiri menguasai kursi kepresidenan dan parlemen, mengubah orientasi kebijakan Sri Lanka ke arah sosialisme dan mendefinisikan ulang hubungan internasionalnya, khususnya dengan Tiongkok dan India.
Partai yang dipimpin Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayake diperkirakan akan meraih mayoritas absolut