Setelah sebuah pesawat tak berawak dari Lebanon menghantam kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kaisarea pada Sabtu dini hari, Bibi menanggapi dengan mengatakan bahwa tidak ada yang dapat menghalangi mereka untuk memenangkan perang.
“Kami melanjutkan pertempuran kami dengan proksi teroris Iran lainnya,” katanya, mengacu pada pembunuhan Yahya Sinwar oleh IDF. “Nah, dua hari yang lalu kami membunuh Yahya Sinwar, dalang teroris yang anak buahnya memenggal kepala laki-laki kami, memperkosa perempuan kami, membakar bayi hidup-hidup. Kami menangkapnya,” katanya.
“Kami akan memenangkan perang ini,” tambahnya.
Ketika ditanya apakah ada sesuatu yang dapat menghalanginya, Netanyahu langsung menjawab “tidak”.
Serangan terhadap rumah Bibi terjadi setelah Hizbullah berjanji untuk meningkatkan ketegangan dengan mengerahkan rudal tambahan dan drone peledak ke wilayah Israel.
Sementara itu, Hizbullah mengatakan pihaknya telah menembakkan roket ke Israel utara, termasuk di pangkalan militer dekat Haifa, menyusul laporan dari tentara Israel tentang rentetan proyektil yang diluncurkan dari Lebanon. Kelompok tersebut mengklaim bahwa “salvo besar-besaran” berupa roket canggih menghantam fasilitas militer di timur Haifa, ketika mereka berjanji untuk mengintensifkan serangan terhadap Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung yang dimulai pada tanggal 23 September.
Selain itu, Hizbullah melaporkan meluncurkan serangan roket ke kota Safed di utara, bertepatan dengan laporan tentara Israel mengenai 115 proyektil yang menargetkan negara tersebut pada hari yang sama. Proyektil-proyektil tersebut sebagian besar menargetkan Israel bagian utara, sehingga memicu sirene yang berbunyi di seluruh wilayah secara berkala.