Untuk pertama kalinya sejak kebakaran dahsyat pada tahun 2019, delapan lonceng Katedral Notre Dame berbunyi serempak pada hari Jumat. Lonceng tersebut, yang terletak di menara tempat lonceng bergantung utara, dibungkam setelah kebakaran menghancurkan bangunan ikonik tersebut.
Upaya ekstensif selama lima tahun membawa katedral lebih dekat ke kejayaannya. Menara tempat lonceng bergantung di utara memerlukan restorasi besar-besaran, termasuk pelepasan, pembersihan, dan pemasangan kembali lonceng karena kerusakan akibat kebakaran.
Lonceng dibunyikan satu per satu sebelum harmoni sekitar lima menit menandai tonggak sejarah menjelang jadwal pembukaan kembali katedral bulan depan. Philip Jost, yang mengawasi proyek restorasi, mengatakan, “Ini adalah langkah yang indah, penting dan simbolis.”
Lonceng dibunyikan satu per satu sebelum menyatu secara harmonis selama kurang lebih lima menit. Uji coba ini akan mendahului upacara pembukaan kembali resmi pada tanggal 7 dan 8 Desember.
Alexandre Gauguin, yang bertanggung jawab atas pemasangan ulang lonceng tersebut, mengakui: “Ini belum sempurna, tapi kami akan membuatnya sempurna.” Dia mengonfirmasi kepada AFP bahwa tes awal berhasil.
Guillaume Normand, wakil rektor katedral, mengungkapkan emosi yang mendalam ketika dia mendengar bunyi lonceng: “Sekarang tanggal 8 November dan Notre Dame memberi tahu kita: ‘Saya di sini, menunggumu’.”
Berat loncengnya sangat bervariasi, dari “Gabriel” yang beratnya lebih dari empat ton hingga “Jean-Marie” yang beratnya 800 kilogram.
Upacara pembukaan kembali katedral akan diadakan pada 7 dan 8 Desember. Meskipun rincian program spesifiknya belum dipublikasikan, Jost memberi tahu RTL bahwa pertunjukan tersebut akan menampilkan “artis-artis hebat bertaraf internasional”.
Laporan menunjukkan bahwa Paul McCartney, yang mengadakan konser di Paris pada tanggal 4 dan 5 Desember, mungkin mengambil bagian dalam pembukaan kembali.
Setelah pembukaan kembali, Notre Dame memperkirakan jumlah pengunjung tahunan akan mencapai 14 hingga 15 juta, naik dari 12 juta pada tahun 2017.
Kebakaran besar yang terjadi pada bulan April 2019 mengejutkan warga Paris dan masyarakat global ketika situs warisan UNESCO itu dilalap api, yang mengakibatkan runtuhnya puncak menara ikoniknya.
Presiden Emmanuel Macron telah menetapkan jangka waktu lima tahun untuk renovasi, yang bertujuan untuk mengembalikan katedral ke kejayaannya.