Presiden Maladewa Mohamed Muizzu mengumumkan penghapusan 228 orang-orang yang ditunjuk secara politis di berbagai kementerian sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengurangi pengeluaran pemerintah.
Itu pemotongan biaya ukuran adalah komponen kunci dari administrasi Reformasi Ekonomi Agenda yang bertujuan untuk mengatasi meningkatnya kerentanan fiskal dan eksternal negara.
Presiden Muizzu membagikan keputusan tersebut kepada publik pada hari Selasa melalui akun resmi X-nya, dengan mengatakan, “Sebagai bagian dari Agenda Reformasi Ekonomi, hari ini saya telah menginstruksikan untuk memberhentikan 228 orang yang ditunjuk secara politik dari berbagai kementerian pemerintah dalam 15 hari ke depan. Ini termasuk 7 Negara Bagian Menteri, 43 Wakil Menteri, 109 Direktur Politik Senior, dan 69 Direktur Politik akan menghemat Rf 5,714 juta per bulan anggaran pemerintah.”
Kantor Kepresidenan Maladewa merinci lebih lanjut langkah tersebut, dan menganggapnya sebagai penyesuaian yang diperlukan untuk menyederhanakan operasi pemerintah. “Pengurangan signifikan dalam penunjukan politik ini sejalan dengan upaya Presiden yang lebih luas untuk memastikan penggunaan dana publik yang lebih efisien,” bunyi pernyataan itu.
Anggaran pemerintah saat ini mencapai MVR 49,5 miliar untuk tahun 2024, dan pemerintahan Muizzu secara konsisten mendorong reformasi untuk memperkuat perekonomian Maladewa dan mengurangi utang dalam jangka menengah.
Langkah terbaru ini merupakan bagian dari serangkaian inisiatif yang diambil Presiden sejak memangku jabatannya. Awal tahun ini, Muizzu memperkenalkan rencana untuk mendirikan bank pembangunan di Maladewa dan meninjau kebijakan ekonomi negara tersebut untuk mendorong pertumbuhan dan stabilitas.
Dalam Forum Bisnis India-Maladewa yang diadakan di Bengaluru pada tanggal 9 Oktober, Muizzu memuji kepemimpinan India dalam bidang teknologi dan inovasi, dengan menggarisbawahi pentingnya Kolaborasi India-Maladewa dalam memajukan masa depan digital negara kepulauan ini. Ia menyoroti beberapa inisiatif utama, termasuk integrasi layanan keuangan digital dan peluncuran kartu RuPay, serta komitmen Maladewa terhadap aksi iklim dan kerja sama multilateral.
Muizzu juga mendorong investor India untuk menjajaki peluang di sektor-sektor seperti energi terbarukan dan pariwisata berkelanjutan, mengingat iklim bisnis Maladewa yang menguntungkan dan ikatan budaya yang sama dengan India. “Maladewa menawarkan lingkungan yang ideal bagi investasi India, dan keahlian mereka dapat membantu kita mewujudkan masa depan yang berkelanjutan sekaligus mendukung aksi iklim global,” kata Muizzu.
Kunjungan kenegaraannya selama lima hari ke India menandai kedua kalinya Presiden Muizzu mengunjungi India tahun ini, setelah kehadirannya pada upacara pelantikan Perdana Menteri Narendra Modi pada bulan Juni.