Di tengah upaya untuk mencapai keseimbangan dalam hubungan dengan AS dan Tiongkok, Pakistan mengklaim hal itu dapat membantu meredakan ketegangan antara dua kekuatan dunia tersebut.
Hubungan antara Washington dan Beijing tegang karena upaya untuk meningkatkan pengaruh global mereka. Ketegangan ini terutama berasal dari perbedaan pendapat mengenai perdagangan, Taiwan, Laut Cina Selatan, dan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) Tiongkok.
Meskipun Pakistan telah bersekutu dengan AS dalam kerja sama militer dan upaya kontra-terorisme, Pakistan sangat bergantung pada Tiongkok untuk menyelesaikan permasalahan ekonominya. Islamabad telah memperkuat hubungan ekonomi dengan Beijing melalui inisiatif seperti Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC).
“Pakistan mempunyai potensi untuk bertindak sebagai jembatan antara Tiongkok dan Amerika Serikat,” kata duta besar Pakistan untuk Washington Rizwan Saeed Syeikh Radio Negara Pakistan mengatakan pada hari Jumat.
Pengumuman ini dibuat beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Pakistan mengumumkan pada hari Kamis bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS tidak akan mempengaruhi hubungan Pakistan dengan Tiongkok. Ketika ditanyai mengenai masalah ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Mumtaz Zahra Baloch menjawab, “Hubungan Pakistan dengan Tiongkok bersifat segala cuaca. Mereka strategis dan merupakan sumber stabilitas dalam kebijakan luar negeri kita.”
Baloch mengatakan Islamabad tidak perlu mempertimbangkan bahwa pembangunan dalam negeri di negara lain dapat merusak hubungan dengan Tiongkok.
Persaingan kompleks antara AS dan Tiongkok akan berdampak pada Pakistan karena Pakistan mengelola aliansi strategisnya dengan kedua negara tersebut sembari bertahan dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan.
“Hubungan kami dengan AS sudah berumur puluhan tahun dan kami berharap dapat lebih memperkuat dan memperluas hubungan Pakistan-AS di segala bidang,” kata Baloch. “Seperti yang dikatakan Wakil PM (Ishaq Dar) dalam tweet kemarin, kami menantikan kerja sama yang bermanfaat dan saling menguntungkan antara Pakistan dan AS.”
Selama Perang Dingin, Pakistan dan AS mengembangkan hubungan pertahanan yang erat, namun hubungan mereka diuji oleh prioritas yang berbeda dalam berbagai isu.
Hubungan antara keduanya memburuk dalam beberapa tahun terakhir setelah Washington menuduh Islamabad membantu Taliban merebut Kabul pada tahun 2021, tuduhan yang dibantah oleh Islamabad. Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan yang dipenjara menuduh pemerintahan Biden berencana menggulingkannya melalui mosi tidak percaya di parlemen pada April 2022, sebuah klaim yang dibantah oleh AS.
Ini adalah gambar yang representatif (Kredit gambar: ANI)