NEW DELHI: Polisi di Pakistan menggunakannya gas air mata dan pentungan untuk membubarkan pengunjuk rasa mahasiswa pada hari Kamis setelah mereka menggeledah gedung kampus. Protes meletus atas dugaan pemerkosaan di kampus di Lahore yang telah memicu kemarahan dan demonstrasi di empat kota.
Laporan mengenai kejadian tersebut menyebar di media sosial, meningkatkan ketegangan di kampus-kampus. Mahasiswa di Rawalpindi, provinsi Punjab, membakar perabotan dan memblokir jalan utama sebelum merusak gedung perguruan tinggi.
Sebelumnya, seorang petugas keamanan tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa mahasiswa dan polisi di Gujrat, juga di provinsi Punjab. Pihak berwenang menangkap satu orang terkait dengan kematian penjaga tersebut dan satu lagi karena menyebarkan informasi yang salah tentang dugaan pemerkosaan.
Di Lahore, lebih dari dua lusin mahasiswa terluka awal pekan ini ketika menuntut keadilan bagi tersangka korban, yang menurut para mahasiswa diperkosa di Punjab Group of Colleges.
Menanggapi kerusuhan yang semakin meningkat, pemerintah melarang demonstrasi di Punjab. Badan Investigasi Federal mengajukan kasus terhadap 36 orang yang dituduh menyebarkan informasi yang salah di media sosial.
Pihak berwenang, termasuk kepala menteri Punjab, dan orang tua wanita tersebut membantah terjadi penyerangan. Namun, polisi Punjab meminta masyarakat untuk berbagi informasi mengenai dugaan pemerkosaan tersebut.
Kerusuhan tampaknya dimulai secara spontan, karena perkumpulan mahasiswa di Pakistan telah dilarang sejak tahun 1984.
Protes ini juga terjadi setelah seorang perempuan dilaporkan diperkosa beramai-ramai saat program vaksinasi polio di provinsi Sindh bulan lalu. Polisi menangkap tiga pria yang terlibat, namun suami wanita tersebut mengusirnya dari rumah, dengan alasan merusak nama keluarga.
Protes meletus di Lahore. (AP)