Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani undang-undang yang meratifikasi perjanjian kemitraan strategis dengan Korea Utara yang mencakup perjanjian pertahanan bersama. Keputusan tersebut, yang diterbitkan pada hari Sabtu, menyusul pertemuan puncak antara Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang pada bulan Juni ini. Perjanjian tersebut, yang kini telah disetujui melalui proses parlementer Rusia, menjanjikan bahwa kedua negara akan saling memberikan bantuan militer jika terjadi serangan bersenjata.
Ratifikasi perjanjian tersebut mempererat hubungan Moskow dan Pyongyang, terutama sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Laporan dari intelijen Korea Selatan dan Barat menunjukkan bahwa Korea Utara telah memasok senjata ke Rusia, dan penyelidik Ukraina mengklaim telah menemukan bukti keberadaan Korea Utara. Senjata Korea di lokasi yang dirusak oleh pasukan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkonfirmasi pengerahan pasukan Korea Utara di Rusia, dengan sekitar 11.000 tentara dilaporkan dikirim ke wilayah selatan Kursk. Meski Rusia belum secara terbuka mengakui kehadiran mereka, pasukan tersebut diduga ikut serta dalam perang dengan pasukan Ukraina. Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga mengatakan terdapat sekitar 10.000 tentara Korea Utara di Rusia, beberapa di antaranya dikerahkan ke daerah garis depan.
Perjanjian tersebut, yang disetujui oleh kedua majelis parlemen Rusia, berjanji bahwa jika terjadi serangan terhadap negara mana pun, negara lain tersebut akan memberikan semua bantuan militer dan bantuan lainnya yang diperlukan sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB, yang memungkinkan terjadinya serangan kolektif. pertahanan diri. .
Sementara itu, tentara Ukraina menghadapi tantangan yang semakin besar seiring dengan kemajuan pasukan Rusia di wilayah-wilayah penting, khususnya di sekitar wilayah Donetsk, di mana mereka telah merebut beberapa desa. Komandan Ukraina telah memperingatkan bahwa pasukan Korea Utara akan segera bergabung dengan pasukan Rusia dalam serangan yang sedang berlangsung.
Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara, dan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken membenarkan bahwa pasukan Korea Utara telah dikerahkan di medan perang Rusia. Sebagai tanggapan, Presiden Zelenskyy menyerukan sistem pertahanan udara yang lebih baik dari sekutu-sekutu Eropa untuk melawan ancaman yang semakin meningkat.
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat pertemuan di Pyongyang, Korea Utara, pada 19 Juni 2024. (AP)