Setidaknya 87 orang tewas atau hilang setelah Israel serangan udara menargetkan beberapa tempat tinggal di utara Gaza Pengupasan dilakukan semalaman hingga Minggu, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Dalam insiden terpisah, 40 orang lainnya terluka dalam serangan di kota Beit Lahiyasalah satu target utama selama serangan darat Israel hampir setahun yang lalu.
Militer Israel mengatakan mereka “terus beroperasi di Gaza baik dalam serangan udara maupun operasi darat,” namun tidak segera memberikan pernyataan mengenai serangan tersebut, Associated Press melaporkan.
Selama dua minggu terakhir, Israel telah melakukan operasi besar-besaran di wilayah padat penduduk Kamp pengungsi Jabaliyajuga terletak di Gaza utara. Militer menegaskan bahwa merekalah yang memprakarsai operasi melawan Hamas militan yang berkumpul kembali di sana.
Wilayah utara Gaza telah mengalami kehancuran paling parah sejak awal konflik. Pasukan Israel telah mengepung wilayah tersebut sejak akhir tahun sebelumnya, menyusul serangan mematikan yang dilakukan Hamas terhadap Israel.
Pada tahap awal perang, Israel menginstruksikan seluruh penduduk sepertiga bagian utara Gaza, termasuk Kota Gaza, untuk pindah ke bagian selatan wilayah tersebut. Petunjuk ini diulangi pada awal bulan ini.
Sebagian besar penduduk mengungsi tahun lalu, namun diperkirakan 400.000 orang masih diyakini tinggal di wilayah utara. Konflik yang sedang berlangsung telah menghancurkan sebagian besar Gaza dan membuat banyak orang mengungsi.
Warga Palestina yang meninggalkan wilayah utara pada awal perang tidak diizinkan kembali.
Amerika Serikat sedang menyelidiki kebocoran dokumen rahasia yang tidak sah yang menilai rencana Israel untuk menyerang Iran, menurut tiga pejabat AS. Pejabat keempat mengkonfirmasi keaslian dokumen tersebut, seperti dilansir Associated Press.
Dokumen-dokumen tersebut, yang diberi label sangat rahasia dan dikaitkan dengan Badan Intelijen Geospasial dan Badan Keamanan Nasional AS, menunjukkan bahwa Israel menempatkan aset militer sebagai persiapan serangan militer sebagai respons terhadap serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober.
Menyusul pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar pekan lalu, AS menekan Israel untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.
Namun, setelah perundingan berbulan-bulan terhenti pada bulan Agustus, baik Israel maupun Hamas tidak menunjukkan minat baru terhadap kesepakatan tersebut.