Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, yang memimpin pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle, telah mengumumkan pengunduran dirinya di tengah tekanan bahwa dia tidak bertindak setelah mengetahui serangkaian pelecehan seksual dan fisik. Tekanan terhadap Welby semakin meningkat, dan para pendeta mulai mengajukan petisi yang menyerukan pengunduran dirinya. Tuduhan pelecehan seksual tersebut berkaitan dengan pengacara John Smith, yang melakukan pelecehan terhadap remaja laki-laki dan laki-laki muda selama lima dekade. Smith meninggal pada tahun 2018 dan tidak pernah dimintai pertanggungjawaban atas kejahatannya.
Justin Welby adalah pengkritik keras Donald Trump yang membandingkannya dengan fasisme.
Justin Welby – yang sebagai kepala gereja juga memimpin penobatan Raja Charles III dan pemakaman Ratu Elizabeth II – mengatakan dia mengundurkan diri karena pelanggaran yang dilakukan oleh operator kamp gereja John Smith.
Justin Welby – yang sebagai kepala gereja juga memimpin penobatan Raja Charles III dan pemakaman Ratu Elizabeth II – mengatakan dia mengundurkan diri karena pelanggaran yang dilakukan oleh operator kamp gereja John Smith.
Apa itu skandal seks?
Sekitar 130 anak laki-laki dan remaja putra di Inggris dan Afrika diyakini telah mengalami pelecehan seksual oleh Smith, yang sejak tahun 2013 telah menjalankan kamp anak-anak yang terkait dengan Gereja Inggris, yang dipimpin oleh Welby. “Ketika saya memberi tahu polisi pada tahun 2013, saya secara keliru percaya bahwa resolusi yang tepat akan segera diambil,” kata Welby.
“Sangat jelas bahwa saya harus memikul tanggung jawab pribadi dan institusional untuk periode yang panjang dan menyakitkan antara tahun 2013 dan 2024,” kata ulama tersebut.
Welby awalnya mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri tetapi tekanan meningkat padanya selama akhir pekan.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan dia menghormati keputusan Uskup Agung Canterbury Justin Welby untuk mengundurkan diri “atas penanganannya terhadap skandal pelecehan anak”, kata juru bicaranya. “Pikirannya pertama-tama dan terutama terhadap semua korban,” tambah juru bicara itu.
(dengan masukan lembaga)