Miliarder Elon Musk baru-baru ini mem-posting ulang tweet yang mengolok-olok laporan terbaru oleh Atlantikyang disamakan Truf ke ‘Hitler, StalinDan Mussolini.’ Dalam repostnya Musk menulis, “Saya tidak bisa berhenti tertawa”
Artikel Atlantic mengatakan: “Trump Berbicara Seperti Hitler, Stalin, dan Mussolini” menggambarkan simbolisme antara diktator dan mantan Presiden AS. Artikel tersebut membahas bagaimana retorika Donald Trump pada pemilu 2024 mencerminkan bahasa otoriter yang digunakan oleh diktator seperti Hitler, Mussolini, dan Stalin.
Menurut artikel tersebut, Trump telah menghidupkan kembali istilah-istilah seperti “hama” dan “meracuni darah” untuk merendahkan martabat lawan politik dan imigran. Bahasa seperti itu secara historis dikaitkan dengan rezim yang menggunakan kekerasan dan penindasan massal. Artikel tersebut mengklaim bahwa sekarang karena Trump, kata-kata ini kini memasuki politik Amerika.
Artikel tersebut berpendapat bahwa penggunaan narasi ini secara sengaja oleh Trump menandakan adanya perubahan yang berbahaya, karena ia menganut gaya yang bertujuan untuk mempolarisasi masyarakat dan menimbulkan ketakutan akan keuntungan politik.
Tweet tersebut memicu perdebatan di internet di mana orang-orang merasa bahwa narasi semacam itu dapat menciptakan ruang gaung untuk memperkuat opini mereka alih-alih melakukan diskusi yang bermakna.
Seorang pengguna berkata, “Satu-satunya orang yang melakukan tindakan tidak manusiawi adalah mereka yang berbicara tentang Trump.” Yang lain menulis, “Saat ini mereka hanya melemparkan segalanya ke dinding.”
Sementara yang lain mengklaim, “Anda tahu mereka kehilangan alur cerita ketika mereka harus kembali mendaur ulang narasi masa lalu yang lama, usang, dan gagal.”
Beberapa orang mempertanyakan kesucian media dan mengatakan bahwa media telah kehilangan kredibilitasnya dan benar-benar jahat. Laporan seperti inilah yang menjadi alasan mengapa mantan Presiden tersebut ditembak.