Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemungkinan akan kembali ke mantan Presiden AS dan kandidat Partai Republik Donald. Truf AFP melaporkan Gedung Putih, mengutip analis politik.
Masa jabatan mantan presiden sebelumnya ditandai dengan beberapa kebijakan yang menguntungkan IsraelDan pesan-pesan Trump yang beragam mengenai kebijakan Timur Tengah membuat Netanyahu penuh harapan.
Dalam komentarnya baru-baru ini, Trump bimbang antara menyerukan tindakan militer agresif, seperti menyerang fasilitas nuklir Iran, dan mengkritik Netanyahu atas serangan 7 Oktober, yang menurutnya tidak terjadi di bawah pemerintahannya. Dia juga menyarankan tekanan untuk meredakan konflik yang sedang berlangsung di Israel. Meskipun ada sinyal yang beragam, para analis politik bersikeras bahwa Netanyahu melihat kepresidenan Trump sebagai sebuah potensi keuntungan.
Gidan Rahat, profesor ilmu politik di Universitas Ibrani, mengatakan kepada AFP, “Salah satu pencapaian Netanyahu pemilu AS. Ia mendoakan kemenangan Trump yang menurutnya akan memberinya banyak kebebasan.
Sentimen serupa juga disampaikan oleh mantan kepala staf Netanyahu, Aviv Bushinsky, yang menyatakan, “Pengalamannya Partai Republik Sangat bagus…tidak seperti Demokrat yang sangat keras terhadapnya.”
Sebuah kemitraan bersejarah
Hubungan Netanyahu dengan Trump tergolong unik dalam 17 tahun masa jabatannya dengan presiden dari Partai Republik. Pemerintahan Trump telah memulai sejumlah langkah untuk memperkuat modal politik Netanyahu, termasuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, dan memfasilitasi normalisasi hubungan antara Israel dan tiga negara Arab. Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran Dan statusnya sebagai sekutu setia Israel telah diperkuat dengan penerapan sanksi berat terhadap Republik Islam.
Sebaliknya, pendekatan Presiden Joe Biden ditandai dengan keterlibatan yang lebih terkendali, sering kali mengkritik kebijakan Netanyahu, khususnya mengenai serangan terhadap infrastruktur minyak dan nuklir Iran. Namun, terlepas dari hubungan yang kuat ini, Biden secara konsisten menegaskan kembali “dukungannya yang kuat” terhadap Israel.
Kontes popularitas
Popularitas mantan presiden di Israel sangat menonjol. Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh Institut Kebijakan Luar Negeri Regional Israel, Mitvim, menemukan bahwa 68% warga Israel percaya Trump akan memberikan pelayanan terbaik bagi kepentingan negara mereka, dibandingkan dengan hanya 14% yang percaya pada Wakil Presiden Kamala Harris.
Perasaan campur aduk di kalangan warga Palestina
Netanyahu mungkin menyukai prospek kembalinya Trump, namun warga Palestina semakin tidak senang dengan kedua kandidat tersebut. Suara-suara di lapangan menyatakan skeptisisme mengenai potensi perubahan yang timbul dari pemilu AS karena kedua kandidat dianggap sebagai tokoh pro-Israel.