Iran mendesak Presiden terpilih AS Donald Trump pada hari Sabtu untuk mempertimbangkan kembali kebijakan “tekanan maksimum” yang ia terapkan terhadap Teheran selama masa jabatan pertamanya. “Trump harus menunjukkan bahwa dia tidak mengikuti kebijakan yang salah di masa lalu,” kata wakil presiden Iran untuk urusan strategis Mohammad Javad Zarif kata hari Sabtu. Zarif, seorang diplomat veteran yang sebelumnya menjabat sebagai menteri luar negeri, membantu mencapai kesepakatan tersebut perjanjian nuklir tahun 2015 antara Teheran dan barat. AS yang dipimpin Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.
Plot min asing ditolak
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araki Teheran membantah tuduhan AS mengenai rencana membunuh Trump dan menyerukan hal tersebut pada hari Sabtu Membangun kepercayaan diri antara dua negara yang bermusuhan. “Skenario baru itu fiktif… karena pembunuh sebenarnya tidak ada, penulis naskah didatangkan untuk membuat komedi kelas tiga,” kata Arakchi di X.