Kremlin bereaksi dengan hati-hati terhadap kemenangan Donald Trump pada hari Rabu, dengan mengatakan bahwa AS masih merupakan negara musuh dan hanya waktu yang akan membuktikan apakah retorika Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina menjadi kenyataan. Juru bicara Dmitry Peskov mengatakan dia tidak tahu rencana apa yang dibuat Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memberi selamat kepada Trump, dan menambahkan bahwa hubungan dengan Washington secara historis rendah.
Pada saat yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata, “Saya menghargai komitmen Presiden Trump terhadap kebijakan ‘perdamaian melalui perdamaian’ dalam urusan dunia. Ini adalah satu-satunya prinsip yang secara praktis dapat membawa perdamaian di Ukraina.”
PM Israel Benjamin Netanyahu menulis di X, “Selamat atas kembalinya Anda yang terbesar dalam sejarah! Kembalinya Anda yang bersejarah ke Gedung Putih menawarkan permulaan baru bagi Amerika dan penegasan kembali yang kuat atas aliansi besar antara Israel dan Amerika.” Bahkan ketika mata uangnya, Rial, telah jatuh ke titik terendah sepanjang masa, pemerintah Iran mengatakan pemilu AS “tidak ada hubungannya secara khusus dengan kita”. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dia yakin AS di bawah kepemimpinan Trump akan “mendukung aspirasi sah rakyat Palestina”.
Pada saat yang sama, kekuatan utama UE, Jerman dan Prancis, mengatakan aliansi tersebut harus tetap bersatu dan terkoordinasi mengingat kembalinya Trump. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengucapkan selamat kepada Trump, namun dengan cepat menekankan tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan proteksionis dan retorika isolasionis ‘America First’.
Tiongkok mengatakan kebijakannya terhadap AS konsisten dan akan “melihat dan mengelola hubungan Tiongkok-AS sesuai dengan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan”.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berkata, “Persahabatan antara Kanada dan AS membuat dunia iri. Saya tahu Presiden Trump dan saya akan bekerja sama untuk menciptakan lebih banyak peluang, kemakmuran, dan keamanan bagi kedua negara kita.”
PM Inggris Keir Starmer mengatakan dia berharap dapat bekerja sama dengan Trump sebagai “sekutu terdekat, kami berdiri bahu-membahu membela nilai-nilai bersama yaitu kebebasan, demokrasi, dan kewirausahaan.”
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan bahwa kepemimpinan Trump akan sangat penting agar aliansi tersebut tetap kuat. Presiden Komisi Eropa Ursula van der Leyen menekankan bahwa UE dan AS “berkomitmen terhadap kemitraan sejati antara masyarakat kita, menyatukan 800 juta warga negara. Mari kita bekerja menuju kemitraan trans-Atlantik yang terus memberikan manfaat bagi warga negara kita.”
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan PBB siap bekerja sama dengan pemerintahan Trump untuk mengatasi tantangan dramatis yang dihadapi dunia.