Rusia telah menolak tuduhan bahwa mereka mencoba ikut campur dalam pemilihan presiden AS.

Badan-badan intelijen AS telah mendakwa “aktor-aktor Rusia yang berpengaruh” atas sebuah video yang secara keliru mengklaim bahwa penipuan pemilih sedang terjadi di negara bagian Georgia, beberapa hari sebelum pemilihan presiden di negara tersebut.

Video tersebut mulai beredar di X, platform media sosial milik miliarder Elon Musk, pendukung setia kandidat Partai Republik Donald Trump, pada Kamis sore. Video tersebut mengklaim menunjukkan seorang imigran Haiti dengan beberapa kartu identitas Georgia yang mengaku berencana untuk memberikan suara beberapa kali di dua wilayah.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada hari Jumat, Kantor Direktur Intelijen Nasional, FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur mengatakan bahwa “aktor-aktor berpengaruh Rusia memalsukan video baru-baru ini yang secara keliru menggambarkan individu yang mengaku berasal dari Haiti dan memberikan suara secara ilegal.” di Georgia.

“Penilaian ini didasarkan pada informasi yang tersedia bagi CI (komunitas intelijen) dan aktivitas aktor berpengaruh Rusia lainnya sebelumnya, termasuk video dan aktivitas disinformasi lainnya,” kata badan tersebut.

Kegiatan tersebut adalah “bagian dari upaya Moskow yang lebih luas untuk mengajukan pertanyaan tak berdasar tentang integritas pemilu AS dan memicu perpecahan di kalangan warga Amerika,” kata pernyataan itu.

Belum ada komentar langsung dari Rusia, yang sebelumnya menolak klaim intelijen AS bahwa mereka mencoba ikut campur dalam pemilu 5 November sebagai hal yang tidak masuk akal.

Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Georgia Brad Raffensperger mengatakan negara bagiannya menjadi sasaran video yang “jelas-jelas palsu”.

Dia menambahkan bahwa klip tersebut kemungkinan besar merupakan hasil dari troll Rusia yang “mencoba menabur perselisihan dan kekacauan menjelang pemilu,” dan menyerukan kepada perusahaan media sosial untuk menghapusnya dari platform mereka.

Video aslinya sudah tidak ada lagi di X pada Jumat pagi, namun versi penirunya masih dibagikan secara luas.

Tinjauan terhadap informasi dari dua kartu identitas dalam video tersebut mengonfirmasi bahwa kedua kartu tersebut tidak cocok dengan pemilih terdaftar di wilayah tersebut, demikian laporan Associated Press.

Trump dan pasangannya, Senator JD Vance, telah menyebarkan rumor palsu tentang migran Haiti yang memakan hewan peliharaan di kota Springfield.

Trump merujuk pada klaim tersebut selama debat pemilu melawan saingannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, pada bulan September, yang disaksikan oleh puluhan juta orang. Setelah itu, Springfield menyaksikan puluhan ancaman bom yang memaksa evakuasi dan penutupan gedung-gedung publik, serta pembatalan festival keberagaman.

Jajak pendapat, baik secara nasional maupun di tujuh negara bagian utama yang berbeda pendapat, menunjukkan bahwa Trump hampir sama dengan Harris, empat hari sebelum Hari Pemilihan. Lebih dari 66 juta orang telah memberikan suaranya terlebih dahulu.