Bagaimana penyebarannya?
Oropouche terutama ditularkan oleh nyamuk kecil yang ditemukan di seluruh benua Amerika yang disebut culicoides paraensis. Bisa juga ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.
Para ahli yakin virus ini menyebar ke luar Amazon karena perubahan iklim dan urbanisasi.
Hingga saat ini, tidak ada bukti penularan virus Oropouche dari manusia ke manusia, meskipun otoritas kesehatan Brasil sedang menyelidiki apakah virus tersebut dapat ditularkan dari ibu ke anak.
Apa saja gejalanya?
Sebagian besar kasus Oropouche ringan, dengan gejala yang mirip dengan demam berdarah, termasuk sakit kepala, nyeri tubuh, mual, dan ruam.
Beberapa orang mungkin juga mengalami gejala gastrointestinal dan kepekaan terhadap cahaya.
Pasien biasanya mengalami demam tiga sampai delapan hari setelah infeksi dan gejala biasanya berlangsung kurang dari seminggu, namun kadang-kadang bisa kambuh.
Seberapa berbahayanya?
Virus ini juga dapat menimbulkan dampak yang lebih serius, seperti meningitis dan ensefalitis, atau radang otak.
Diperkirakan kurang dari empat persen pasien akan mengalami gejala neurologis.
Akhir bulan lalu, Brazil melaporkan kematian pertama di dunia akibat virus ini setelah dua wanita berusia dua puluhan meninggal karena penyakit tersebut di negara bagian Bahia di bagian timur laut.
Penyebab utama kekhawatiran di kalangan ilmuwan adalah kemungkinan kaitan oropouche dengan bayi lahir mati dan cacat lahir seperti mikrosefali, dan Kementerian Kesehatan Brasil telah mendesak para dokter untuk memantau secara ketat ibu hamil yang terinfeksi virus tersebut.
Perawatan apa yang ada?
Meskipun keberadaan oropouche telah diketahui selama beberapa dekade, namun relatif sedikit yang diketahui tentang virus ini.
Saat ini tidak ada pengobatan antivirus atau vaksin khusus yang tersedia.
Pengobatan gejala mungkin termasuk istirahat, minum, dan penggunaan obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit dan demam.