“Kami sepakat untuk memberikan kota ini wajah baru dan kehidupan baru, dengan kemenangan Imane Khelif,” kata sepupunya Mounir Khelif, 36, kepada AFP.
“Kami semua saling membantu, ada yang membawakan couscous, ada yang membawa minyak dan sayur-sayuran, ada pula yang tidak bisa membantu perbekalan membantu persiapannya,” kata Amina Saadi, 52, ibu enam anak.
“Kita semua bersatu mendukung Imane Khelif yang telah menghormati Aljazair, setidaknya itu yang bisa kita berikan padanya,” ujarnya.
‘Saya seorang wanita kuat dengan kekuatan khusus’
Petinju tersebut telah menjadi korban kampanye kebencian di media sosial yang menggambarkannya sebagai “pria yang melawan perempuan”.
“Saya seorang wanita kuat dengan kekuatan khusus. “Dari ring saya mengirimkan pesan kepada mereka yang menentang saya,” katanya pada hari Jumat setelah kemenangannya.
Kontroversi gender meletus di ibu kota Prancis ketika Khelif mengalahkan Angela Carini dalam waktu 46 detik pada pertarungan pertamanya, petenis Italia itu menangis dan meninggalkan pertarungan setelah menderita cedera hidung yang serius.
Warga Aljazair dari semua lapisan masyarakat telah menunjukkan solidaritas mereka terhadap Khelif, kesal karena ayahnya terpaksa menunjukkan akta kelahirannya kepada wartawan untuk membuktikan bahwa ia terlahir sebagai perempuan.