Banjir bandang dan tanah longsor di Bosnia-Herzegovina tengah telah menewaskan sedikitnya 14 orang, memutus aliran listrik ke kota-kota dan desa-desa, serta hampir merendam rumah-rumah di beberapa tempat.
Beberapa pemandangan terburuk terjadi di daerah sekitar Jablanica, sebuah kota di jalur utama antara kota Mostar dan ibu kota, Sarajevo, sekitar 70 km (40 mil) ke arah timur laut.
Puluhan orang dilaporkan hilang dan keadaan darurat diumumkan.
Menteri Pembangunan Vojin Mijatovic mengatakan negaranya telah menyaksikan bencana yang mengerikan dan meminta ketenangan.
Sungai meluap setelah badai semalam dan foto udara menggenangi beberapa kota dan desa.
Jalan, jembatan dan rel kereta api hanyut atau terhalang oleh puing-puing, sementara tanah longsor mengubur lantai atasnya dengan bebatuan dan lumpur.
Rute utama M-17, yang membentang di sepanjang Sungai Neretva, tertutup puing-puing di dekat Jablanica, dan jalur kereta api sepanjang 17 km antara Astrojac dan Grabovica di sebelah barat rusak parah. Rel sepanjang 200 meter masih menggantung di udara akibat tanah longsor di dekat sungai selatan Jablanica.
Otoritas lokal di wilayah Herzegovina-Neretva memperingatkan pengemudi untuk menghindari jalan berbahaya di sekitar Jablanica.
Di sebelah timur sepanjang Sungai Neretva, seorang pemilik rumah mengatakan kepada media Bosnia bahwa air membanjiri rumah pada pukul 03:30 pada hari Jumat dan mereka tidak dapat menyelamatkan putra mereka sebelum melarikan diri ke tetangga dan menyaksikan rumah mereka runtuh.
Sementara itu, di sekitar Kiseljak, sekitar 20 kilometer sebelah barat ibu kota, air deras membanjiri jalan dan menenggelamkan mobil.
Banjir tidak hanya terjadi di Bosnia. Di negara tetangga Montenegro, desa Komarnica terputus dan jalan-jalan tersapu air.
Ketinggian air juga meningkat di beberapa sungai Kroasia, dan sebagian kota Karlovac berisiko terendam banjir oleh Sungai Kupa, kata pemerintah di Zagreb.
Sebagian besar Eropa tengah dilanda banjir bulan lalu, dengan kerusakan terparah terjadi di Polandia, Republik Ceko, dan Rumania.
Para ilmuwan dari kelompok World Weather Attribution (WWA) mengatakan wilayah tersebut mencatat curah hujan tertinggi dalam kurun waktu empat hari. Mereka mengatakan banjir menjadi lebih buruk karena perubahan iklim.
Eropa adalah benua dengan pemanasan tercepat. Menurut Copernicus Climate Service, lima tahun terakhir rata-rata suhunya 2,3 derajat lebih hangat dibandingkan paruh kedua abad ke-19.