Ahmed Mokhallalati tentang perjuangan menyelamatkan nyawa di tengah serangan Israel.
Di tengah perang di Gaza, Rumah Sakit al-Shifa menjadi tempat perlindungan terakhir bagi korban luka sebelum serangan Israel menghancurkannya. Ahmed Mokhallalati, seperti banyak profesional kesehatan lainnya, memilih untuk tetap tinggal dan melayani meskipun ada serangan udara, kekurangan pasokan yang parah, dan jumlah pasien yang sangat banyak. Saat keluarganya melarikan diri, dia tetap dikepung, menghadapi tantangan besar dalam menyelamatkan nyawa dengan sumber daya yang terbatas.
Kini, setahun kemudian, dan setelah meninggalkan Gaza, Dr. Mokhallalati merefleksikan penderitaan fisik, mental dan emosional yang dialami oleh staf medis dan komitmen yang membuat mereka terus melewati masa-masa tergelap mereka.