Presiden Joe Biden sempat mengenakan topi kampanye Trump berwarna merah di sebuah acara yang memperingati 23 tahun serangan 9/11.
Dia mengunjungi petugas pemadam kebakaran di Pennsylvania tempat salah satu dari empat pesawat yang dibajak jatuh, dan Gedung Putih mengatakan dia mengenakan topi itu sebagai tanda persatuan.
Rekaman video kejadian tersebut memperlihatkan Presiden Trump berbincang ramah dengan seorang pendukungnya sebelum mengganti tutup kepala.
Tim kampanye Donald Trump dengan cepat melihat sisi lucunya. “Terima kasih atas dukungannya, Joe!” baca satu postingan dengan foto Biden dengan topi khas Partai Republik.
Yang lain berkata, “Kamala tampil sangat buruk dalam debat tadi malam sehingga Joe Biden hanya mengenakan topi Trump.”
Sebuah acara di Shanksville memperingati pembajakan teroris tahun 2001 atas Penerbangan 93.
Para penumpang pesawat melawan dan menggagalkan rencana al-Qaeda untuk menabrakkan pesawat ke gedung pemerintah di Washington, DC. 40 orang tewas di dalamnya.
Biden menyapa petugas pemadam kebakaran dan memberikan penghormatan pada salib yang terbuat dari badan pesawat yang rusak.
Rekaman yang diposting di media sosial dari dalam stasiun pemadam kebakaran menunjukkan Biden mengobrol dengan orang-orang dan berinteraksi dengan seorang pria bertopi merah bertuliskan “Trump 2024” di bagian depan.
Biden memberikan pria itu sebuah topi dengan cap presiden di atasnya, dan mengatakan bahwa dia akan menandatanganinya.
Setelah melontarkan lelucon tentang usianya, Biden memberikan topi bertanda tangan kepada pria itu dan menawarkan untuk menukarnya dengan topi Trump.
Banyak dari mereka yang berkumpul memanggilnya untuk mengenakannya, dan dia berteriak: “Saya tidak akan bertindak sejauh itu!” Sebelum memakainya, bersoraklah dengan keras.
Gedung Putih kemudian menjelaskan bahwa ini adalah cara untuk menggarisbawahi tema persatuan pada hari itu.
“Sebagai isyarat, dia memberikan topi kepada seorang pendukung Trump, dan dengan semangat yang sama, POTUS mengatakan dia harus memakai topi Trump-nya,” tulis Wakil Sekretaris Pers Andrew Bates di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.